Hubungan percintaan bisa menakjubkan dan seru, nyaman dan meyakinkan. Perasaan dalam yang dialami saat seseorang berada dalam hubungan cinta sejati bisa terasa begitu indah. Siapa yang tidak ingin mengalaminya dan terjerumus dalam pengalaman ini? Pengalaman ini bukanlah masalahnya. Yang jadi masalah adalah ketika rasa memabukkan tersebut mendistraksi kita dari melihat sisi kelam dari hubungan kitalah yang bisa jadi masalah, dan membuat kita jadi tak bisa merasakan hubungan yang sehat. Bahkan, ketika kita terlalu fokus pada perasaan nikmat yang dibawa oleh cinta, kita bisa melewatkan aspek-aspek yang membuat khawatir, dan membuat kita justru jadi melewatkan cinta sejati.

Seringkali, sebagai cewek, kita dibesarkan untuk merasa bahwa hubungan yang kita miliki jauh lebih penting daripada perasaan kita. Inilah mengapa dalam rumah tangga, banyak wanita yang menoleransi suaminya yang berselingkuh, demi keutuhan hubungaan yang dimilkinya. Kita diajari bahwa kita haruslah jadi baik hati, pengertian, mudah setuju, dan mengakomodasi kebutuhan pasangan. Ini adalah kualitas-kualitas yang sangat baik. Akan tetapi, kita bisa menggunakan ini untuk menekan apa yang sesungguhnya kita ingiinkan. Ketika kita terlalu fokus pada kesuksesan hubungan itu sendiri, kita beresiko membuat diri kita sendiri menghilang dan melewatkan pelajaran-pelajaran yang berguna buat kita dalam menemukan cinta sejati dan bahagia sendiri.

Berikut adalah tiga fakta tentang cinta sejati yang harus diketahui setiap cewek untuk hubungan yaang sehat dan bahagia.

Berkata “iya” ketika yang kamu maksud adalah “tidak” mencederai hubunganmu

Berkata “ya” ketika sebenarnya kamu tidak bermaksud demikian menghilangkan kesempatan bagi pasanganmu untuk mengenal dirimu yang sesungguhnya dan bukannya citra yang kamu proyeksikan. Selain itu, kamu juga menghilangkan kesempatan bagi dirimu sendiri untuk menemukan apakah pasanganmu benar-benar ingin menjadi dirimu secara autentik. Hubunganmu jadi tidak bisa berkebang karena kamu menggunakan terlalu banyak energi untuk berpura-pura. Dan semakin lama, kamu justru akan mendendam pasanganmu dan hubungan itu. Dan, yang lebih buruk, pasanganmu pun mungkin bisa merasakan perasaan dongkol itu.

Pahami bahwa cinta tidak bisa mengubahnya (atau ketakutan-ketakutanmu)

Jika kamu justru menawarkan lebih banyak cinta ketika ia marah, menghakimi, dan bersifat abusif, kamu mengijinkan dia untuk meneruskan perilaku tiidak sehatnya. Jika kamu pikir suatu saat ini akan mengubahnya, maka kamu salah. Justru, dengan mencintai dirimu sendiri, dan menunjukkan dengan jelas batasan-batasanmu padanya, kamu akan membantunya menyalurkan emosinya dengan cara yang lebih positif sekaligus menolong dirimu sendiri untuk menemukan cinta sejati.

Carilah “red flags” yang berarti ia tidak mencintaimu dengan cara yang seharusnya

Kecemburuan dan kontrol berasal dari rasa takut, bukan cinta sejati. Kamu mungkin merasa bahwa jika ia cemburu kamu dengan teman-temanmu, maka artinya ia sayang padamu. Namun, ini salah. Ia diliputi dengan rasa takut yang ia ciptakan dan besar-besarkan sendiri di kepalanya. Ia membiarkan ketakutan ini mengendalikan dia. Dan ini bukan cara yang baik untuk mencintaimu, juga berarti ia tidak terlalu mencintai dirinya sendiri. Apakah kamu ingin bersama orang yang seperti ini?

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

5 Cara Menumbuhkan Hubungan Finansial yang Sehat Dengan Pasangan Anda

Komunikasi terbuka dan tujuan bersama merupakan hal mendasar