“Tak ada yang seindah cinta pertama,” adalah sebuah kalimat  yang sering kita dengar gaungnya di mana-mana. Memang, bukan sebuah pernyataan yang tanpa alasan. Mengalami sesuatu untuk pertama kalinya selalu merupakan keajaiban yang tak ada duanya. Cinta pertama hadir dengan sejuta emosi, bergemuruh bak gempur ombak samudera, menginspirasi para pujangga untuk lagu-lagu dan puisi-puisi mereka. Namun, menjalani sebuah hubungan untuk pertama kalinya berarti  harus menghadapi rintangan dan cobaan yang seringkali terlalu berat untuk kita yang masih naif-naifnya. Sehingga karena itulah, ketika bara-bara asmara cinta pertama meredup dan akhirnya mati, cinta kedua yang pada akhirnya tumbuh nantinya akan menjadi lebih luar biasa.

Apa alasannya?

1. Kita Lebih Mengenali Diri Sendiri

Setelah pengalaman sebelumnya, kita menjadi tahu seperti apa pribadi kita ketika berada dalam sebuah hubungan. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Ada yang lebih perseptif dan peka, cocok untuk berperan sebagai sang penjaga hubungan. Ada juga yang sangat sosial dan sibuk, serta seringkali lupa. Dengan mengenali diri kita, kita bisa memilih lelaki yang cocok untuk kepribadian kita, serta terutama, menerima kita apa adanya.

2. Tak Ada Lagi Pura-Pura

Mungkin di masa lalu, kita pernah menjadi seseorang yang bukan kita demi tidak kehilangan sang cinta pertama. Akhirnya kita memilih menyembunyikan bagian-bagian diri kita: mengalah, menahan emosi dan hasrat, membuat kita sendiri tersesat, tak lagi mengenali diri kita. Setelah hubungan tersebut berakhir, kita terbebas dan bisa menarik pelajaran. Temukan seseorang yang tak perlu membuat kita harus berpura-pura. Ceritakan segalanya, jatuh cintalah dengan dia yang bisa menerima. Menjadi diri sendiri rasanya indah luar biasa.

3. Bijak dalam Cinta karena Pengalaman

Pengalaman tak bisa diukur dengan harga. Pengalaman membuat kita memiliki perspektif yang tak kita kenali sebelumnya, membuat tahu apa saja yang penting untuk membuat sebuah hubungan berhasil. Jika dulu, masalah-masalah kecil mungkin bisa membuat kita uring-uringan, panik, atau sedih sepanjang hari, kini tak perlu lagi. Kita tahu sebuah hubungan terdiri dari apa saja, dan kita bisa menggunakan baik hati dan pikiran untuk menjaganyanya namun tak terlalu dikendalikan olehnya. Masalah-masalah kecil itu? Ah, hanya kerikil-kerikil dalam jalan panjang sebuah hubungan. Abaikan saja.

4. Tak Lagi Seperti Roller Coaster

Hampir semua orang mengalami cinta pertama yang naik turun dengan ekstrim seperti roller coaster di taman hiburan. Emosi, perdebatan, patah hati, dan malam-malam resah menunggu telepon atau balasan SMS darinya adalah hal yang biasa. Kadang perasaan-perasaan ini memang perlu dalam sebuah hubungan. Namun, ada bedanya memperjuangkan sesuatu dengan saling menyakiti tanpa tujuan. Jika dulu dalam hubungan pertama kita tak tahu kapan harus berhenti karena kita tak mau kehilangan, tak mampu membayangkan rasanya kehilangan, pada hubungan kedua kita akan jadi lebih bijaksana. Ada batas-batas yang jika dilanggar, membuat kita harus mereevaluasi hubungan. Dan kita akan lebih bijaksana dalam menilainya karena pengalaman yang membuat kita jadi lebih dewasa.

Pada akhirnya, jangan pernah takut untuk jatuh cinta lagi. Kegagalan dalam hubungan terkadang membuat kita takut mencoba lagi, seolah tak akan ada yang lebih indah di masa depan. Tapi pada kenyataannya, setiap pelajaran akan menjadikan kita lebih kaya, dan lebih punya banyak bekal untuk keberhasilan hubungan berikutnya.

Baca juga Sebenarnya Apa Sih Yang Dilihat Pria Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Wanita?

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

5 Cara Menumbuhkan Hubungan Finansial yang Sehat Dengan Pasangan Anda

Komunikasi terbuka dan tujuan bersama merupakan hal mendasar