Terlepas dari fakta bahwa ada banyak masalah yang terjadi dari masa kecil anak, jarang sekali anak yang dengan terbuka membicarakan hal negatif tentang hubungannya dengan orang tua. Umumnya, anak hanya bisa mengatakan, “Ya, bagaimanapun mereka orang tuaku,” atau “Mereka sudah membiayai hidupku.”

Para psikolog berpendapat bahwa seseorang tidak secara mutlak harus dekat dengan kerabat mereka, meskipun itu adalah ibu dan ayah mereka sekalipun. Mengapa hubungan yang tidak dekat antara anak dan orang tua menjadi wajar?

Yuk, kenali beberapa alasan mengapa anak dan orang tua menjadi tidak dekat:

  1. Orang tua melampiaskan emosi negatif kepada anak

Beberapa orang tua sering mengkritik anak mereka pada setiap hal yang anak lakukan. Seakan-akan perkataan dan tindakan apa pun dari anak-anak, dapat menyinggung ayah dan ibu. Terutama, ketika orang tua sedang marah, kecewa, atau lelah. 

Memarahi anak menjadi cara bagi orang tua untuk mengekspresikan emosi negatif dan menyembunyikan masalah mereka yang sesungguhnya. Selama bertahun-tahun, pelampiasan emosi negatif ini tidak larut atau menghilang, melainkan menjadi semakin parah. Tentu saja wajar jika setelah dewasa, anak-anak tidak ingin dekat dengan orang tuanya. 

  1. Orang tua kurang perhatian

Ada orang tua yang beranggapan bahwa jika anaknya sudah cukup makan, dan memiliki pakaian yang bagus, mereka adalah orang tua yang hebat, karena sudah mencukupi kebutuhan anak. Padahal, mereka hanya mencukupi kehidupan anak-anak secara fisik, tetapi belum secara emosional. 

Saat tumbuh dewasa, anak-anak pun akan merasa demikian. Mereka akan membantu orang tua secara finansial, mencari dokter saat orang tua sakit, namun mereka tidak akan memberikan kehangatan dan perhatian kepada orang tua. 

  1. Orang tua mengendalikan segala aspek kehidupan anak

Ketika orang tua sangat memperhatikan bagaimana anak-anak mereka belajar, memilih kelas mana yang diambil anak, dan menentukan apa yang membuat anak mereka berhasil, maka itu bukan parenting yang baik. Orang tua yang seperti ini hanya memberi makan ego mereka sendiri dengan alibi kesuksesan anak-anak. Di saat yang sama, orang tua gagal untuk melihat kepribadian unik dan otonom dari anak-anak mereka.

Karena sepanjang hidupnya, anak-anak merasa berada di bawah tekanan orang tua, maka wajar jika ketika sudah dewasa, mereka mencoba menjaga jarak agar tak lagi hidup di atas kendali orang tua. Tipe orang tua yang suka mengendalikan anak juga dapat menanamkan pemikiran negatif kepada anak, bahwa mereka tidak cukup baik untuk hidup mandiri di dunia ini. 

  1. Orang tua meremehkan minat atau hobi anak

Ketika orang tua mengejek minat atau hobi anak-anak mereka, anak-anak akan merasa malu dan ini bisa terus berlanjut sepanjang hidup mereka. Untuk melindungi diri dari hal itu, anak-anak mungkin akan mulai melakukan hal yang sama. Di saat mereka sudah dewasa, mereka akan mulai mengejek atau meremehkan apa yang disukai oleh orang tua. 

  1. Orang tua sering menggunakan trik manipulasi dengan mengatakan,  “Aku sudah membesarkan kamu dan sekarang kamu tidak tahu berterima kasih!”

Ungkapan manipulatif yang sangat populer itu terkadang masih kerap diucapkan oleh orang tua, bahkan setelah anak-anak mereka mulai hidup terpisah. Para orang tua cenderung menekan, memeras, dan bahkan membuat anak memilih pilihan sulit, misalnya memilih orang tua atau pacar.

Dalam situasi ini, pilihan apa pun terasa seperti pengkhianatan. Keputusan paling bijaksana adalah tidak menjadi mangsa orang tua yang manipulatif semacam itu, dan memperjuangkan hak pribadi. Jadi, tidak heran jika banyak anak yang menjauh dari orang tua untuk mengamankan haknya sebagai seseorang yang mandiri. 

  1. Orang tua membeberkan rahasia anak

Mempercayakan sebuah rahasia kepada orang dewasa adalah langkah besar bagi seorang anak. Ini adalah cara untuk menumbuhkan hubungan persahabatan antara orang tua dan anak. Tetapi, jika orang tua tertawa atau marah karena rahasia anak, atau jika orang tua justru membeberkan rahasia anak di depan teman-temannya, maka kepercayaan anak kepada keluarga akan hilang. Tentu akan sangat menjengkelkan jika ibu kamu mengatakan kepada teman-temannya bahwa kamu punya pacar, atau kamu sedang menyukai seseorang, bukan?

Ketika kepercayaan sudah hilang, anak tidak akan lagi membicarakan apa pun kepada orang tua. Anak akan menyimpan rahasia seorang diri dan membatasi hubungannya dengan orang tua. 

Baca Juga :

4 Jenis Ikatan Orang Tua dengan Anak yang Berpengaruh pada Pertumbuhan Anak

5 Hal Ini Sering Dikatakan Orang Tua Pada Anak dan Ternyata Dapat Melukai Anak Secara Emosional

4 Alasan Mengapa Orang Tua Harus Membiasakan Anak Mengucapkan “Terima Kasih” dan “Tolong”

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Mulailah Rutinitas Perawatan Diri Anda Dengan Makan Sehat

Mengingat dunia yang berubah dengan cepat saat ini,