Selama menjalani hidup, akan ada suatu masa ketika seseorang kelelahan, berniat ingin berhenti dan menyerah, merasa tidak ada harapan, dan pada akhirnya tidak mampu menemukan alasan untuk hidup. 

Perasaan menyesakkan seperti itu dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Tidak melulu saat berusia 20 tahunan atau masa quarter life crisis, tetapi bisa juga terjadi pada remaja bahkan orang tua.

Jika perasaan tersebut muncul seiring dengan beberapa gejala berikut ini, bisa jadi seseorang sedang mengalami depresi. 

  1. Sulit beranjak dari tempat tidur 

Malas bangun pagi terutama saat cuaca sedang dingin, mendung, atau turun hujan, memang sangat wajar. Cuaca sangat mendukung untuk tetap rebahan saja di kamar tidur, bukan?

Namun, jika alasan seseorang sulit untuk beranjak dari tempat tidur adalah karena dia tidak semangat untuk memulai hari, tidak punya motivasi untuk bangun, tidak bisa menemukan alasan mengapa harus hidup lagi pada pagi ini, maka itu bukan perkara wajar.

Bisa jadi, seseorang sedang depresi. Sebab, orang yang sedang depresi cenderung merasa lelah secara fisik maupun emosional sepanjang hari. Bahkan aktivitas sepele seperti beranjak dari tempat tidur pun terasa sangat berat untuk dilakukan. 

  1. Tidur terlalu lama

Kelelahan fisik dan mental yang terjadi akibat dampak dari depresi, bisa mempengaruhi kebiasaan tidur. Orang yang depresi bisa tidur lebih lama dari kebanyakan orang. Bahkan, karena tidak ada hasrat untuk bangun pagi, ia bisa tidur sepanjang hari tanpa melakukan aktivitas lainnya. 

  1. Insomnia

Selain tidur lebih lama, ada juga gejala gangguan tidur lain yang bisa terjadi akibat depresi, yaitu insomnia atau sulit tidur. Karena tidak bisa menenangkan pikiran, orang depresi mengalami insomnia dan kerap tidak tidur semalaman. Akibatnya, tubuh menjadi lebih lelah dan lebih lemah. Hal ini juga bisa membuatnya semakin cemas dari hari ke hari.

  1. Nafsu makan yang tak wajar 

Seseorang yang sedang depresi bisa jadi tidak nafsu makan atau justru memiliki nafsu makan berlebih. Jika biasanya dia selalu makan lahap tanpa memilih-milih makanan, saat sedang depresi bisa jadi dia tidak ingin makan atau minum apa pun. Bahkan, makanan dan minuman favoritnya pun tidak akan disentuh.

Tapi, bisa juga orang yang biasanya makan sedikit dan mengontrol asupan makanan, saat sedang depresi justru makan dengan porsi besar yang tak wajar.  

Ternyata, nafsu makan memiliki hubungan dengan kebiasaan tidur seseorang. Tidur dapat mempengaruhi dan mengatur “hormon rasa lapar” yang membuat seseorang ingin makan banyak atau tidak ingin makan sama sekali. 

  1. Perubahan suasana hati yang sangat cepat

Depresi bisa berdampak pada perubahan suasana hati yang cepat dan ledakan emosi seseorang. Bisa saja, orang yang sedang depresi terlihat baik-baik saja dan bisa bercanda, tetapi satu menit kemudian dia menjadi murung dan menangis. Terkadang, hal ini terjadi tanpa alasan yang jelas. 

Jika perubahan suasana hati atau ledakan emosi tersebut dialami seseorang selama berhari-hari secara terus-menerus, bisa jadi dia memang sedang depresi. 

  1. Kehilangan minat 

Ketika mengalami depresi, seseorang tidak lagi mampu menikmati hobi yang biasanya membuat dia bahagia. Orang yang semula hobi memasak, tiba-tiba tidak ingin ke dapur lagi. Orang yang hobi menonton film, tiba-tiba merasa tidak senang saat menonton film. Orang yang hobi dan rutin badminton, tiba-tiba tidak pernah muncul lagi di lapangan. 

Selain kehilangan minat, orang yang sedang depresi juga cenderung merasa terisolasi dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dengan keluarga sendiri. Dia menjadi jarang berbicara dan menghindari atau mengabaikan acara yang membuatnya harus bertemu orang lain. 

Apa yang harus dilakukan jika ada teman, pasangan, atau keluarga yang mengalami depresi?

Seseorang yang mengalami depresi membutuhkan dukungan. Akuilah perasaannya dan dengarkan jika ia ingin bercerita. Dia membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk mengungkapkan perasaan dan penderitaan yang dialaminya. 

Ketika mendengarkan ceritanya, kamu cukup mendengarkan saja. Tidak perlu langsung menasihati, memberi solusi, apalagi memarahinya. Karena, orang yang saat ini dibutuhkan adalah pendengar. Dia ingin didengarkan dan dimengerti. 

Selain mendengarkan, kamu juga boleh mengekspresikan keprihatinan, entah itu dengan kata-kata, atau dengan bahasa tubuh seperti menggenggam tangan atau memeluknya. Ketika dia sudah tenang, coba tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya. 

Baca Juga :

8 Masalah Kesehatan Fisik yang Disebabkan Oleh Depresi

6 Cara Ampuh Untuk Melawan Depresi di Musim Dingin

8 Tanda Kamu Mengalami Depresi Tanpa Kamu Sadari

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

5 Cara Mempraktikkan Kebersihan Pasca Berhubungan Seks

Ketika berhubungan seks, di tengah semua kesenangannya, orang