Milia adalah kista kecil berbentuk kubah, biasanya berdiameter 1 hingga 2 milimeter. Milia terbentuk ketika keratin (protein yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku) terperangkap tepat di bawah permukaan kulit. Milia sering disalahartikan sebagai jerawat atau komedo putih, padahal keduanya sangat berbeda. Tidak seperti jerawat, yang disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat dan biasanya disertai peradangan, milia terasa keras saat disentuh, tidak meradang, dan tidak mengandung nanah. Pada dasarnya, milia adalah kista superfisial kecil yang mengandung keratin yang terperangkap.

Cara Mengidentifikasi Milia di Wajah

mostbet mostbet mostbet mostbet

Milia muncul sebagai benjolan kecil, berwarna putih atau kekuningan, berbentuk kubah. Benjolan ini terasa keras dan bergranula, serta biasanya muncul berkelompok. Milia paling sering ditemukan di area wajah yang sensitif, termasuk di bawah mata, di kelopak mata, di pipi, dan di pangkal hidung. Karena terletak tepat di bawah permukaan kulit, milia seringkali memberikan tekstur yang agak kasar seperti ampelas pada kulit.

Penyebab Milia di Wajah

Memahami penyebab milia adalah langkah pertama dalam penanganan dan pencegahan yang efektif.

  1. Pengelupasan Kulit yang Buruk

Penumpukan sel kulit mati yang tidak terkelupas secara teratur dapat menjebak keratin di bawah kulit, yang menyebabkan pembentukan milia.

  1. Produk Perawatan Kulit yang Berat dan Oklusif

Krim dan salep yang pekat, tebal, atau berminyak dapat menghambat proses pengelupasan alami kulit, terutama di sekitar mata yang kulitnya tipis.

  1. Kerusakan Akibat Sinar Matahari

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menebalkan kulit, sehingga sel-sel kulit mati lebih sulit terkelupas secara alami, sehingga menciptakan perangkap bagi keratin.

  1. Trauma Kulit

Lepuh, luka bakar, ruam, atau prosedur seperti dermabrasi atau pelapisan ulang laser dapat merusak kelenjar keringat dan menyebabkan milia sekunder selama proses penyembuhan.

  1. Penggunaan Krim Steroid

Penggunaan krim steroid yang berkepanjangan telah dikaitkan dengan perkembangan milia dalam beberapa kasus.

  1. Genetika dan Kondisi Kulit Tertentu

Beberapa individu lebih rentan terhadap milia, dan hal ini dapat dikaitkan dengan kondisi kulit bawaan atau autoimun tertentu.

Jenis Milia & Kasus Khusus

Milia umumnya dikategorikan berdasarkan penyebab dan usia penderitanya.

  • Milia Primer: Milia ini terbentuk langsung dari saluran keringat ekrin atau folikel rambut dan merupakan jenis yang paling umum. Milia muncul tanpa disertai kondisi kulit atau trauma sebelumnya.
  • Milia Sekunder: Milia ini berkembang setelah kerusakan kulit, seperti luka bakar, ruam, atau lepuh. Milia terbentuk saat kulit sembuh dan keratin terperangkap.
  • Milia Neonatal (Milia Bayi Baru Lahir): Sangat umum terjadi pada bayi, muncul di hidung, pipi, dan dagu. Biasanya sembuh secara spontan dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan.

Varian yang kurang umum termasuk Milia En Plaque (milia yang berkelompok pada area kulit yang menonjol dan meradang) dan Milia Eruptif Multipel (milia yang muncul berkelompok selama beberapa minggu atau bulan).

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter Kulit

Kapan Harus Berkonsultasi dengan dokter profesional untuk mendapatkan rencana cara menghilangkan milia di wajah di rumah yang paling efektif dan aman.

  • Jika milia tersebar luas, persisten, atau banyak.
  • Jika milia menyebabkan gangguan kosmetik atau ketidaknyamanan psikologis.
  • Jika Anda melihat tanda-tanda infeksi (kemerahan, nyeri, hangat) di sekitar benjolan.
  • Jika benjolan muncul setelah prosedur atau cedera (milia sekunder).
  • Jika Anda tidak yakin apakah benjolan tersebut milia atau kondisi kulit lainnya.

Pencegahan: Cara Mencegah Milia Kembali

Cara menghilangkan milia di wajah secara alami dan mencegahnya kembali adalah dengan menjaga rutinitas perawatan kulit yang konsisten dan lembut.

  1. Gunakan Produk Non-Komedogenik

Pastikan semua riasan, tabir surya, dan pelembap Anda bebas minyak dan berlabel ‘non-komedogenik’ untuk mencegah penyumbatan pori-pori.

  1. Eksfoliasi Rutin dan Lembut

Gunakan eksfoliator kimia yang lembut (seperti AHA atau BHA ringan) ke dalam rutinitas Anda 2-3 kali seminggu untuk mendorong pergantian sel.

  1. Gunakan Pelindung Matahari Harian

Gunakan tabir surya berspektrum luas dan ringan setiap hari untuk mencegah kerusakan akibat sinar matahari yang dapat menebalkan kulit.

  1. Gunakan Retinoid untuk Perawatan

Mengoleskan serum retinol ringan yang dijual bebas beberapa malam dalam seminggu dapat membantu mencegah penumpukan keratin.

  1. Perhatikan Krim Mata

Kulit tipis di sekitar mata adalah area yang umum. Pilih krim mata berbahan dasar gel yang lebih ringan, bukan salep yang berat.

  1. Jaga Pola Makan Seimbang

Pola makan yang kaya Vitamin B3 (Niasinamida) dan Vitamin A dapat membantu mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

7 Manfaat Luar Biasa Minyak Nimba untuk Rambut 

Selama berabad-abad, minyak nimba telah menjadi primadona dalam