Orang-orang yang menderita depresi seringkali berharap bahwa orang lain akan lebih mengerti mengenai dirinya. Sayangnya, depresi adalah sebuah penyakit yang masih diliputi berbagai stigma dan ketidakpedulian. Dan stigma itu sangat melukai para penderita depresi karena menghalangi mereka mendapatkan bangtuan yang seharusnya. Apa saja mitos depresi yang berdampak buruk itu?

Penderita depresi hanya malas

Hampir semua orang mitos depresi percaya bahwa mereka yang depresi adalah orang-orang malas. Padahal ada berbagai bukti bahwa depresi adalah sebuah gangguan mental dengan basis biologis. Salah satu definisi depresi adalah kondisi mood rendah dengan kecenderungan untuk menghindari aktivitas, bahkan yang normal dan sehari-hari. Para pendertia depresi seringkali merasa bersalah karena tak mampu menyelesaikan aktivitas-aktivitas tersebut.

Memilih keluar dari depresi begitu saja adalah hal mudah

Seringkali, penderita depresi diberi nasehat untuk ‘bangkit’ dan ‘berhentilah sedih’ hanya menggunakan kekuatan tekad saja. Padahal, untuk memiliki hasrat dan tekad, manusia harus punya sejulah neurotransiter serotonin di otak dalam jumlah yang cukup. Pada penderita depresi, serotonin ini rendah. Karena itu, menyuruh penderita depresi untuk bahagia sama konyolnya dengan menyuruh penderita asma untuk ‘napas biasa aja bisa ga sih?’

Suka cari perhatian

Kadang-kadang, seorang penderita depresi memang melakukan hal-hal yang beresiko karena kondisi mentalnya, seperti menyalahgunakan obat-obatan, kebut-kebutan, melakukan hal ekstrim, bahkan menyakiti diri sendiri. Ini bukan cari-cari perhatian, melainkan mekanisme untuk menutupi perasaan rentan dan hampa yang tak kunjung pergi.

Penderita depresi ‘memilih’ untuk menjadi depresi

Ini adalah mitos depresi berbahaya. Depresi adalah hal yang tidak bisa dikendalikan. Seringkali, depresi adalah reaksi terhadap masalah hidup. Tak sema orang bereaksi dengan menjadi depresi, tapi hal ini ditentukan oleh kepribadian, cara dibesarkan, dan bahkan genetik. Selain itu, banyak yang mudah depresi karena ketidakseimbangan hormon, tak peduli bagaimana hidupnya.

Penderita depresi butuh nasehat

Kemungkinan besarnya, ketika kamu mendengarkan seseorang yang memiliki depresi menceritakan perasaannya, kamu akan merasa butuh menasehatinya. Padahal, nasehat bukan hal yang diperlukannya. Yang diperlukannya dari kamu adalah menjadi pendengar yang baik. Tunjukkan empati untuk meredakan sakitnya.

Depresi bukan sakit sungguhan

Mitos depresi ini dipercayai oleh mereka yang skeptik terhadap penyakit-penyakit mental. Memang, kita masih belum sepenuhnya mengerti mengenai kesehatan dan kondisi mental manusia. Namun, faktanya depresi ini maladaptif, menyebabkan penderitanya menderita keterlaluan, dan jika tak diobati bisa berujung kepada bunuh diri.

Depresi adalah tanda kelemahan

Ada mitos depresi yang menstigmakan bahwa penderita depresi adalah orang-orang yang lemah atau punya cacak karakter. Padahal, depresi bisa mempengaruhi siapapun tak peduli umur, jenis kelamin, kepribadian, dan status sosialnya.

Depresi sama dengan sedih

Ini juga merupakan salah satu mitos depreis paling umum. Depresi bukan hanya kesedihan sederhana. Depresi merupakan sebuah rasa sedih dan duka yang tidak sehat dan tidak normal, seringkali disertai perasaan putus asa, tak tertolong, dan kesendirian yang luar biasa.

Baca juga Yuk Usir Jauh-jauh Depresi Dari Hidupmu, Dengan Menghilangkan 6 Kebiasaan Ini

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Mulailah Rutinitas Perawatan Diri Anda Dengan Makan Sehat

Mengingat dunia yang berubah dengan cepat saat ini,