Waktu kecil, kamu mungkin sering melihat temanmu yang dikerjai dan ditertawakan oleh satu kelas karena hal itu nampak konyol. Seiring dengan semakin bertambahnya usia, kamu sadar bahwa dunia oang dewasa juga seperti ini. Tayangan-tayangan humor di televisi, unggahan Instagram yang berisi foto dan video orang lain yang tengah tidur dengan mulut terbuka di kereta, atau berbagai gosip di tabloid. Mengapa nampaknya kita semua suka ketika ada orang lain dipermalukan? Bukankah ini sebenarnya adalah hal yang jahat: melihat manusia dan selebriti diperlakukan seolah mereka barang lelucon? Tetapi mengapa ada begitu banyak orang yang, mengakuinya atau tidak, mendapatkan kesenangan dari melihat orang lain dipermalukan?

Kita menikmati berada pada kelompok yang dianggap superior

Ketika kita bersama-sama berpartisipasi menertawakan orang yang dipermalukan di muka umum, kita memberi makan pada ego manusia untuk menjadi yang superior, sekaligus mengalihkan perhatian orang lain dari penilaian terhadap kita. Ketika ada satu orang yang terlihat konyol, publik akan mengalihkan fokus dari kita secara sementara, sehingga melindungi perasaan kita untuk diserang dengan cara yang sama. Inilah alasannya mengapa kita merasa sebuah guyonan yang jahat, tak berselera, dan kejam bisa sangat lucu. Ini karena berpartisipasi terhadap guyonan ini membuat kita merasa superior. Dan karena itu, orang-orang dengan kompas moral seperti apa pun jadi bisa membenarkan ini.

Kita merasa aman dari serangan ketika kita bergabung dengan orang lain yang melakukan public shaming

Everyday Health mengutip sebuah studi tentang mengapa ada banyak orang memiliki tendensi untuk bahagia melihat penderitaan orang. Ternyata, kebanyakan orang yang sepert ini hanyalah pengkut: mereka ingin untuk ikut-ikutan tingkah laku orang lain. Mereka adalah orang-orang yang pada dasarrnya juga takut dipermalukan dan ditertawakan. Sehingga, ketika mereka menuding orang lain untuk ditertawakan, mereka jadi aman untuk sementara waktu. Rasa insecure ini mendorong sebuah mekanisme pertahannan dirii yang membuat mereka kabur dari radar para tukang bully dan orang-orang yang sadis.

Kita sering menggunakan komentar lucu untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau amarah

Kamu mungkin tahu jenis orang-orang seperti ini: yang suka men-skak pasangan atau temannya dalam satu dua kalimat yang lucu, padahal sebenarnya ini bukan sekedar humor. Ucapan ini lalu membuat orang lain tertawa karena telah dan nampak seperti humor. Padahal, sang korban merasa dipermalukan karena komentar publik dan ditertawakan ini. Jika sang korban protes, ia akan dibilangi  bahwa itu hanya bercanda dan dia tak boleh terlalu baper. Taktik ini sebenarnya sangat kotor dan pengecut. Tetapi, banyak orang yang melakukannya dan orang-orang di sekitarnya yang sepakat mendukung dengan menertawakan, berharap tidak ada konsekuensinya karena tidak dilakukan dengan gaya serius.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

5 Cara Menumbuhkan Hubungan Finansial yang Sehat Dengan Pasangan Anda

Komunikasi terbuka dan tujuan bersama merupakan hal mendasar