Kamu mungkin selalu mendengar bahwa untuk menjaga agar pernikahanmu bahagia dan sehat, kamu dan pasanganmu harus memprioritaskan satu sama lain dan pernikahanmu. Memprioritaskan adalah mencintai. Karrena itu, kamu mungkin jadinya melakukan hal-hal buat dia: mulai dari memasakkan hidangan favoritnya, mengorbankan karir atau pendidikanmu untuk mendukung cita-citanya, atau membelanya dari orang tuamu yang tidak setuju. Namun, bagaimana kalau kamu sudah menikah dan pada akhirnya kamu merasa tidak dicintai karena kamu tidak diprortaskan? Misalnya dia selalu lelah, sibuk dengan hobinya, atau malah tak bisa berhenti bekerja meskipun sudah di rumah? Bagaimana caramu menanggapi perasaan kesepian dan tidak dicintai ini? Apa yang harus kamu lakukan?

Pahami bahwa orang yang gampang menyerah tidak akan menang

Kamu mungkin merasa kesal dan kecewa karena pasanganmu tidak menjadikanmu prioritasnya, tetapi jika kamu menginginkan sebuah pernikahan yang kuat dan sehat, dimana baik kamu maupun dia sama-sama menempatkan satu sama lain sebagai prioritas, maka kamu tak boleh berhenti memprioritaskan pasanganmu, meskipun kamu merasa tidak dicintai sebanyak kamu mencintainya. Karena, jika tidak ada dari kamu yang membuat satu sama lain prioritas, bagaimana ini bisa membantu pernikahan yang kamu ingin bangun? Ketika kamu menikah, segalanya adalah tentang komitmen kepada satu sama lain. Jadi, daripada merasa terluka hingga jadinya menarik diri, carilah bantuan dari luar untuk mengembalikan keseimbangan hubunganmu.

Tetaplah jujur pada nilai-nilaimu

Memprioritaskan pasanganmu bukan tentang apa yang kamu dapatkan dari ini tetapi mengapa kamu melakukannya. Kamu harus memprioritaskan pasanganmu karena kamu telah membuat komitmen untuk memperlakukan pasanganmu dengan cara ini. Jangan mengijinkan kekurangannya mengubbah dirimu. Jangan mengubah keperccayaanmu atau perbuatanmu hanya karena ia berubah. Jika kamu terus menerus merasa tidak dicintai, kamu harus mengajaknya berbicara dengan terapis profesional. Karena, justru mengadopsi hal yang menurutmu tidak sehat tidak akan membuatmu bahagia.

Ingat bahwa kamu menjadi contoh bagi anak-anakmu

Anak-anaka melihat segalanya. Mereka juga memiliki intuisi yang kuat. Karena itu, meskipun mereka tidak memahaminya, mereka bisa mengindera bahwa ada yang salah dalam hubunganmu dan pasanganmu. Mereka akan memperhatikan bahwa kamu berbicara dengan sedikit “maksa” dan dengan energi yang tidak lagi banyak kepada pasananmu. Dan, mereka nantinya akan menginternalisasikan penanda-penanda ini dan berpikir bahwa beginilah yang seharusnya dilakukan ketika seseorang tidak bahagia dalam hubungannya. Mereka akan belajar bahwa menghindar dan menarik diri adalah solusi.

Jangan sampai anak-anak jadi terdampak

Ketika anak-anak tahu bahwa orang tuanya merasa tidak dicintai dan diprioritaskan satu sama lain, mereka bisa mulai merasakan emosi yang tidak seharusnya. Bila mereka belum pada usia dewasa, mereka bisa mulai terserang kecemasan, depresi, atau berbagai masalah akademik karena kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis ini. Jadinya, masalahnya bisa menjadi tambah besar.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

5 Cara Menumbuhkan Hubungan Finansial yang Sehat Dengan Pasangan Anda

Komunikasi terbuka dan tujuan bersama merupakan hal mendasar