Ketika satu pasangan menikah, maka semua orang merasa harus terlibat. Keluarga, teman-teman, dan bahkan orang asing banyak memberikan nasehat mereka masing-masing mengenai kebijaksaan pernikahan. Tentu saja, ini adalah hal yang berharga yang bisa membantu sang pasangan. Namun, ketika pernikahan sudah selesai dijalankan dan pasangan mulai menjalani hidup beserta tantangannya sebagai suami istri, nasehat-nasehat ini tak juga berhenti. Begitu pula dengan berbagai komentar yang umum dilontarkan kepada pengantin baru. Padahal, ini bisa benar-benar mengganggu, loh.

Apakah kamu termasuk yang suka ngomong hal-hal menyebalkan kepada pengantin baru? Seperti kalimat-kalimat ini contohnya.

“Wah, kamu beneran nikah? Kamu padahal masih umur berapa!”

Ini terutama sangat mengganggu jika kamu ucapkan pada pasangan yang memang masih cukup muda dibandingkan dengan teman-temannya. Misalnya, ada temanmu yang belum wisuda, masih belum genap 22 tahun, yang akhirnya menikah. Meskipun kamu tak bermaksud jahat, tetapi ini bisa juga diterjemahkan seolah-olah kamu menganggap bahwa ia masih belum siap dan keputusannya dibuat tanpa pertimbangan. Karena, prioritas hidup setiap orang berbeda-beda. Kamu mungkin merasa bahwa usia muda sebaiknya dipakai untuk menjelajah dulu. Tapi, ada orang-orang yang merasa bahwa pernikahan adalah sesuatu yang ingin mereka segerakan.

“Nikmatin aja fase bulan madunya mumpung masih baru.”

Komentar ini mungkin dianggap sebagai sebuah nasehat atau peringatan oleh yang mengungkapkannya. Tetapi, ini benar-benar tidak sopan. Ketika kamu bilang seperti ini, kamu akan menempatkan sang pengantin baru pada posisi kikuk yang membuat mereka jadi speechless. Ini seolah berkata bahwa setiap pengantin baru akan mengalami akhir dari fase bulan muda dan akan mulai mengalami kepahitan kehidupan rumah tangga. Meskipun ini benar dan maksudmu juga tidak jahat, tetapi ini bukan tempatmu buat mengatakan itu. Percayalah, mereka yang menikah pasti sudah sering mendengar bahwa kehidupan rumah tangga itu tidak gampang.

“Gimana nih rasanya gak akan pernah bisa jalan sama cowok lain lagi?”

Meskipun kamu mengangga ini sebuah guyonan yang tak berbahaya dan hanya bermaksud menggoda, namun sekali lai, ini juga sesuatu yang sangat tidak sopan disampaikan kepada pengantin baru. Kamu tak perlu tahu apa perasaan mereka. Kamu juga tak perlu seolah mengingatkan bahwa pernikahan yang mereka lakukan adalah sebuah keputusan untuk menutup kesempatan mereka dengan orang-orang lain.

Setiap orang yang menkah sudah sadar dengan hal ini. Pertanyaan ini mungkin tidak akan meyinggung, tetapi kamu yang menempatkan dirimu sendiri pada posisi konyol. Karena, pembahasan tentang komitmen jelas merupakan nomor satu bagi pasangan yang berencana menikah. Dan jika mereka memutuskan mengesahkan komitmen itu lewat tali pernikahan, artinya mereka memang sama-sama tak mau jalan dengan orang lain lagi, kan?

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

5 Cara Menumbuhkan Hubungan Finansial yang Sehat Dengan Pasangan Anda

Komunikasi terbuka dan tujuan bersama merupakan hal mendasar