Alergi susu pada anak terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak secara keliru menganggap protein susu sapi sebagai ancaman dan bertindak melawannya, sehingga memicu reaksi. Anak yang alergi susu akan mengalami gejala saat mengonsumsi susu atau makanan berbahan dasar susu. Bergantung pada tingkat keparahan reaksi alergi, gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Menghilangkan susu dan produk susu dari pola makan dapat membantu mengatasi gejala ringan. Di AS, alergi susu memengaruhi sekitar 3% anak di bawah tiga tahun. Untungnya, sebagian besar anak sembuh dari alergi susu sebelum berusia 16 tahun. Oleh karena itu, pengobatan dan penanganan kondisi yang cepat sangat penting untuk mengatasi reaksi alergi. Baca artikel ini untuk mempelajari tentang penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan alergi susu pada anak.

Penyebab Alergi Susu pada Anak

Tidak ada penyebab pasti alergi susu. Genetika dan faktor lingkungan mungkin berperan dalam manifestasinya. Secara fisiologis, pada mereka yang alergi susu, tubuh mengidentifikasi protein susu sebagai alergen dan menghasilkan antibodi IgE. Antibodi ini mengikat sel-sel alergi (sel mast dan basofil) dalam tubuh, dan melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang menimbulkan gejala reaksi alergi. Setiap kali anak mengonsumsi susu atau produk olahan susu, tubuh akan menunjukkan reaksi alergi.

Gejala Alergi Susu pada Anak

Gejala alergi susu dapat muncul dalam waktu dua jam atau beberapa jam setelah mengonsumsi susu. Jika Anda menduga anak Anda memiliki alergi susu, perhatikan gejala-gejala berikut.

  • Ruam merah yang gatal atau gatal-gatal pada kulit
  • Pembengkakan di sekitar mulut, wajah, atau di sekitar mata
  • Hidung berair atau tersumbat; gejalanya mirip dengan demam serbuk sari
  • Mengi atau sesak napas dan batuk
  • Muntah, kram perut, atau diare, darah dalam tinja
  • Penambahan berat badan yang lambat dan buruk

Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi susu sapi dapat menyebabkan anafilaksis. Anafilaksis adalah respons imun yang mengancam jiwa yang mengganggu pernapasan dan menyebabkan keadaan syok.

Jika saluran pencernaan terpengaruh, dehidrasi atau gagal tumbuh dapat terjadi. Intensitas gejala bervariasi dari anak ke anak. Selain itu, gejala alergi susu sering kali tampak mirip dengan sensitivitas susu atau intoleransi laktosa. Oleh karena itu, jika anak Anda menunjukkan gejala intoleransi, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Didiagnosis Alergi Susu pada Anak

Tidak ada tes khusus yang dapat mendeteksi alergi susu sapi. Umumnya, dokter akan mengumpulkan riwayat keluarga, medis, dan pola makan anak Anda beserta pembahasan terperinci tentang gejala anak. Berdasarkan rincian ini, mereka mungkin akan menyarankan tes berikut.

  • Tes eliminasi: Tes sederhana ini meliputi menghilangkan susu dari pola makan dan kemudian memperkenalkannya kembali untuk melihat apakah susu menyebabkan reaksi. Jika dokter anak mencurigai adanya alergi susu, mereka akan merekomendasikan dokter spesialis alergi untuk evaluasi lebih lanjut guna memastikan diagnosis.
  • Tes darah: Tes ini memperkirakan jumlah antibodi imunoglobulin E (IgE) total atau spesifik yang bertanggung jawab untuk memicu reaksi alergi saat tubuh terpapar alergen. Namun, tes ini tidak membantu mengevaluasi alergi susu sapi secara tepat. 
  • Tes tusuk kulit: Dalam tes ini, cairan yang mengandung susu atau ekstrak protein susu ditaruh di lengan bawah atau punggung tangan. Kulit kemudian ditusuk dengan probe kecil yang steril, sehingga cairan dapat masuk ke dalam kulit. Timbulnya benjolan kemerahan yang menonjol dalam waktu 15 hingga 20 menit mengindikasikan adanya alergi.
  • Tantangan makanan oral: Dalam tes ini, anak Anda harus mengonsumsi makanan berbahan dasar susu dalam jumlah sedikit tetapi terus bertambah. Jika anak mengalami alergi, itu menandakan kasus positif alergi susu. Tes ini hanya boleh dilakukan di kantor dokter spesialis alergi dengan rencana tindakan darurat yang sudah disiapkan karena risiko potensial menyebabkan reaksi alergi yang parah.
  • Tes komponen: Tes ini dapat membantu dokter spesialis alergi menentukan alergen protein susu tertentu untuk anak Anda. Tes ini dapat membantu menentukan secara akurat komponen susu yang memicu alergi.

Berdasarkan diagnosis, dokter spesialis alergi Anda akan meresepkan rencana pengobatan yang terdiri dari berbagai modalitas pengobatan.

Pengobatan Alergi Susu pada Anak

Pengobatan alergi susu bertujuan untuk mengelola pemicu dan gejalanya. Jika anak Anda didiagnosis alergi susu, pengobatannya akan meliputi hal-hal berikut.

  • Hilangkan susu sapi dan produk-produknya dari pola makan anak Anda untuk sementara waktu. Anda kemungkinan akan dirujuk ke ahli gizi anak yang dapat menyusun rencana diet bebas susu yang seimbang dengan pengganti susu sapi yang sehat.
  • Gunakan antihistamin oral untuk meredakan gejala alergi ringan, seperti pembengkakan, gatal-gatal, hidung meler, dan nyeri perut.
  • Tetaplah bersiap dengan penggunaan auto-injektor epinefrin jika terjadi reaksi alergi yang parah.
  • Latih anak Anda tentang cara menggunakan alat tersebut. Dorong mereka untuk selalu membawa suntikan tersebut.
  • Anak Anda akan menjalani pemeriksaan pediatrik setiap enam hingga 12 bulan untuk mengetahui apakah alerginya sudah teratasi.

Baca Juga :

susu_dairyguideline

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

9 Manfaat Minum Air Detoks untuk Kulit dan Kesehatan

Air bebas kalori dan berfungsi untuk menjaga tubuh