Puasa intermiten memiliki banyak manfaat. Pertama, baik untuk menurunkan berat badan. Kedua, dapat membantu mengurangi risiko berbagai penyakit kronis. Baik Anda memilih untuk menjalani puasa intermiten 8 jam setiap hari atau puasa intermiten 5:2 setiap minggu, berikut 13 manfaat kesehatan dari puasa intermiten yang bisa Anda dapatkan. Baca terus untuk mengetahui bagaimana puasa intermiten dapat membantu Anda menurunkan berat badan dan tetap sehat. 

1. Puasa Intermiten Dapat Menurunkan Risiko Diabetes

Diabetes dapat terjadi jika tubuh gagal memproduksi insulin (diabetes tipe 1) atau menjadi resisten terhadap insulin (diabetes tipe 2). Puasa intermiten merupakan strategi efektif untuk membalikkan resistensi insulin pada penderita diabetes tipe 2.

Menurut sebuah studi potong lintang yang melibatkan 2.483 peserta tentang efek puasa intermiten (IF) dan diet non-intervensi terhadap konsentrasi insulin, IF dapat mengurangi resistensi insulin dibandingkan dengan diet non-intervensi dengan perbedaan rata-rata standar sebesar 0,21 antara hasil kedua kelompok.

Jurnal Fisiologi Terapan menerbitkan sebuah studi untuk memantau efek puasa intermiten pada penderita diabetes tipe 2. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa puasa intermiten meningkatkan aksi insulin tujuh kali lipat dan menurunkan kadar glukosa darah pada subjek uji.

Lebih lanjut, sebuah studi pada tikus diabetes menunjukkan bahwa puasa intermiten meningkatkan homeostasis glukosa (mempertahankan kadar glukosa darah).

Studi lain menyimpulkan bahwa puasa intermiten mungkin aman dan dapat ditoleransi pada penderita diabetes tipe 2. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mencoba puasa intermiten jika Anda menderita diabetes.

2. Puasa Intermiten Dapat Meningkatkan Kesehatan Jantung

Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian. Pola makan dan gaya hidup yang buruk merupakan penyebab utama kesehatan jantung yang buruk. Puasa intermiten dapat membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Hal ini dilakukan dengan menurunkan kolesterol LDL, mengurangi lemak perut, menurunkan konsentrasi leptin (hormon lapar), dan memperbaiki profil lipid darah.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology menunjukkan bahwa orang yang berpuasa secara berkala memiliki risiko penyakit arteri koroner yang lebih rendah. Puasa berkala juga dapat membantu meningkatkan fungsi jantung dan berpotensi membalikkan kardiomiopati pada studi tikus.

Studi lain menunjukkan bahwa puasa berkala meningkatkan tingkat kelangsungan hidup tikus dengan gagal jantung kronis. Lebih banyak studi pada manusia perlu dilakukan untuk memastikan bahwa temuan tersebut benar pada manusia.

3. Puasa Berkala Mengurangi Stres Oksidatif

Stres oksidatif adalah penumpukan radikal oksigen bebas yang berbahaya di dalam tubuh. Hal ini terjadi karena peningkatan produk sampingan metabolisme dalam tubuh, sel-sel mati, polutan, dan radiasi.

Enzim antioksidan, seperti superoksida dismutase, katalase, dan glutation, membantu mengurangi stres oksidatif. Para peneliti menemukan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan kadar enzim antioksidan pada orang dengan obesitas.

Studi menunjukkan bahwa puasa intermiten meningkatkan kadar glutathione dan gen yang mengurangi stres oksidatif pada hewan percobaan. Puasa berselang-seling pada orang dewasa yang kelebihan berat badan menunjukkan penurunan kadar stres oksidatif. Penurunan stres oksidatif pada gilirannya dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan risiko penyakit-penyakit berikut.

4. Puasa Intermiten Dapat Menurunkan Risiko Kanker

Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak. Kemoterapi, pembedahan, dan strategi-strategi baru dapat membantu mengelola kanker. Temuan baru menunjukkan bahwa puasa intermiten tanpa mengurangi asupan kalori merupakan strategi potensial untuk mengobati dan mencegah kanker. Puasa mengubah faktor pertumbuhan, yang memengaruhi kemampuan sel kanker untuk tumbuh dan berkembang.

Dalam sebuah studi, wanita yang berpuasa di malam hari menunjukkan penurunan risiko kanker payudara. Studi lain menyimpulkan bahwa puasa intermiten dapat membantu orang menoleransi kemoterapi dengan lebih baik.

Puasa intermiten juga mendorong autofagi (pembersihan sel-sel mati), yang dapat membantu mengurangi sel tumor dan meningkatkan efektivitas radioterapi dan kemoterapi.

Sebuah studi perbandingan pada tikus yang menjalani diet rendah kalori dan puasa intermiten menunjukkan bahwa puasa intermiten menunjukkan efek antikanker. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan keamanan puasa intermiten pada penderita kanker dan/atau yang sedang menjalani kemoterapi.

5. Puasa Intermiten Dapat Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyakit tidak menular yang umum terjadi akibat faktor genetik dan/atau gaya hidup. Puasa intermiten membantu menurunkan tekanan darah.

Wanita berusia 46-62 tahun menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Puasa intermiten dengan pembatasan waktu meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu menurunkan tekanan darah pada pria dengan pradiabetes.

6. Puasa Intermiten Dapat Membantu Mencegah Alzheimer

Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan hilangnya ingatan. Puasa intermiten muncul sebagai pendekatan nutrisi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan otak dalam merestrukturisasi fungsinya dan mencegah hilangnya ingatan.

Selain pengobatan dan olahraga, puasa intermiten dapat digunakan sebagai strategi pencegahan penyakit Alzheimer.

Sebuah studi pada tikus selama 4 minggu menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat membantu mencegah kehilangan memori dan meningkatkan energi. Studi lain pada tikus menyimpulkan bahwa puasa intermiten mengembalikan polaritas protein membran sel, yang bermanfaat untuk mengurangi risiko Alzheimer.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

7 Manfaat Kesehatan Puasa Intermiten yang Terbukti

Puasa intermiten (PU) adalah pola makan yang berganti-ganti