Stroberi manis, sehat, mudah dibawa, dan cocok dengan berbagai resep—untuk sarapan, makan siang, makan malam, dan hidangan penutup. Jika Anda ingin tahu alasan untuk mengonsumsinya sepanjang tahun (tidak hanya di musim panas!), berikut manfaatnya bagi kesehatan Anda.
1. Meningkatkan kesehatan kardiovaskular
Stroberi merupakan sumber serat yang baik, yang membantu menurunkan kolesterol, dan antioksidan, yang membantu mengurangi stres oksidatif (yaitu, kerusakan sel). Senyawa tanaman dalam stroberi juga meningkatkan kesehatan pembuluh darah, membantu mengontrol tekanan darah.
Dalam sebuah studi, lansia yang mengonsumsi dua cangkir stroberi segar per hari memiliki tekanan darah yang lebih rendah di akhir studi dibandingkan saat mereka memulai studi. Sementara itu, studi lain menemukan bahwa mengonsumsi stroberi setiap hari menurunkan kadar kolesterol total, lipoprotein densitas rendah (LDL), dan trigliserida pada partisipan.
2. Menyediakan nutrisi penting
Stroberi kaya akan nutrisi penting. Nutrisi tersebut meliputi:
- Vitamin C, yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mangan, yang meningkatkan kesehatan tulang
- Senyawa yang disebut fenol, yang melawan peradangan
- Folat, yang menurunkan risiko kelainan bawaan
3. Mendukung kesehatan ginjal
Stroberi dikenal sebagai sumber kalium yang baik, kata Manaker. Kalium adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk mengatur sistem saraf dan kardiovaskular, di antara fungsi lainnya, tetapi terlalu banyak kalium dapat berbahaya bagi penderita penyakit ginjal kronis.
Untungnya, stroberi mengandung jumlah yang tepat. Secara umum, stroberi dianggap sebagai makanan rendah kalium, dengan porsi [setengah cangkir] rata-rata mengandung sekitar 115 miligram kalium. Ini menjadikannya pilihan yang layak bagi individu yang mengelola penyakit ginjal kronis [dengan diet rendah kalium].
Pastikan Anda tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Meskipun stroberi tidak kaya kalium, mengonsumsinya dalam jumlah yang lebih besar dapat meningkatkan asupan kalium Anda secara keseluruhan. Jika Anda memiliki penyakit ginjal kronis atau sedang menjalani diet rendah kalium, pastikan Anda berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan dan tetap mengonsumsi porsi yang direkomendasikan untuk mendapatkan manfaat kesehatan tanpa risiko.
4. Meningkatkan kesehatan usus
Satu cangkir stroberi mengandung sekitar 3 gram serat, membantu Anda mendekati asupan serat yang direkomendasikan, yaitu 20 hingga 35 gram per hari. Menambahkan stroberi secara teratur ke dalam menu makanan Anda dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dengan mencegah sembelit dan melancarkan buang air besar. Stroberi juga memiliki kandungan air yang tinggi, yang membantu mencegah dehidrasi dan sembelit, dan sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi blueberry membantu perkembangan beberapa jenis bakteri usus sehat. Bonus tambahannya? Mengonsumsi banyak serat membantu mengelola berat badan.
5. Meningkatkan kesehatan otak
Berbagai studi menunjukkan bahwa mengonsumsi stroberi secara teratur meningkatkan daya ingat dan kognisi, dan bahkan dapat menurunkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer. Misalnya, sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi stroberi dan blueberry dalam jumlah tinggi memperlambat penurunan kognitif hingga 2,5 tahun.
Dua studi lain menunjukkan bahwa sifat antioksidan dan anti-inflamasi stroberi dapat menurunkan risiko demensia, melindungi kesehatan otak, serta meningkatkan daya ingat dan suasana hati.
6. Melawan kanker
Penelitian telah menunjukkan bahwa stroberi dapat mencegah kanker, berkat senyawa yang disebut fitokimia yang melawan sel penyebab kanker. Dua fitokimia yang paling banyak diteliti, antosianin dan asam fenolik, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam membantu mencegah pertumbuhan dan penyebaran sel kanker sekaligus meningkatkan respons antioksidan dan anti-inflamasi tubuh. Selain itu, stroberi juga mengandung nutrisi pelawan kanker lainnya: Vitamin C dan buah stroberi dapat dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap beberapa jenis kanker, termasuk kanker paru-paru dan usus besar, dan serat dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap kanker kolorektal.
7. Menyeimbangkan gula darah
Indeks glikemik (IG) suatu makanan mengacu pada seberapa cepat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah Anda. Bagi penderita diabetes atau berisiko diabetes, lebih sehat mengonsumsi lebih banyak makanan dengan indeks glikemik rendah karena membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan menyebabkan kenaikan gula darah yang lebih lambat dan stabil.
Stroberi memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga baik untuk menstabilkan kadar gula darah. Dalam sebuah penelitian, stroberi memiliki dampak positif terhadap resistensi insulin pada penderita pradiabetes. Sebuah penelitian kecil justru menemukan bahwa minum minuman stroberi dua jam sebelum makan mengurangi lonjakan gula darah yang terjadi setelah makan dibandingkan dengan meminumnya bersamaan dengan makan.
8. Mencegah anemia
Orang dengan anemia defisiensi besi tidak memiliki cukup zat besi dalam sel darah merahnya, sehingga mereka mungkin perlu mendapatkan lebih banyak dari makanan mereka. Namun, zat besi tidak selalu diserap sepenuhnya oleh tubuh ketika dikonsumsi melalui makanan dan suplemen. Menggabungkan zat besi dengan makanan tinggi vitamin C membantu tubuh Anda menyerap lebih banyak zat besi, dan dengan hampir 90 miligram vitamin C per sajian satu cangkir, stroberi jelas memenuhi kriteria tersebut.
Ketika stroberi dimakan dengan makanan atau suplemen kaya zat besi, mereka dapat membantu mencegah dan mengobati anemia. Penanganan anemia defisiensi besi harus didiskusikan dengan tenaga kesehatan profesional yang menangani untuk mengetahui langkah-langkah apa yang perlu diambil.
9. Meningkatkan kualitas tidur
Stroberi mengandung melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi stroberi secara teratur dapat membantu Anda mendapatkan lebih banyak tidur. Sebuah studi, misalnya, menemukan bahwa orang yang mengonsumsi buah beri cenderung tidak tidur kurang dari 7 jam per malam. Selain melatonin, stroberi juga mengandung nutrisi seperti kalium, kalsium, dan polisakarida (sejenis karbohidrat), yang juga terbukti berperan dalam kualitas tidur, menurut penelitian yang sama.
Facebook Comments