Phobia umumnya terjadi akibat adanya truma psikologis yang terjadi di masa lalu. Kejadian buruk ini dapat tersimpan dan teringat di dalam beberapa area otak. Saat kejadian serupa terjadi di kemudian hari, area otak akan membangkitkan memori stress tersebut lebih dari sekali, sehingga menyebabkan tubuh akan memberikan reaksi yang sama.
Gejala phobia dapat muncul saat seseorang mengalami situasi yang mengingatkan pada trauma tersebut. Pada beberapa orang gejala phobia ini juga dapat muncul hanya dengan membayangkan atau memikirkan obyek yang ditakuti. Gejala ini diantaranya:
- Munculnya perasaan takut
- Produksi keringat berlebih
- Meningkatnya detak jantung
- Sesak nafas disertai tubuh gemetar
- Adanya keinginan untuk melarikan diri
- Adanya disorientasi/kebingungan dan kesulitan untuk berkoordinasi
Gejala phobia ini seringkali membuat orang untuk menjauhi obyek atau suasana yang mereka takuti. Bahkan mungkin saja mereka juga menghindari apapu yang mengingatkan mereka pada hal yang ditakuti,seperti menonton TV atau film tertentu.
Cara-cara untuk menghindari hal yang ditakuti ini tentu saja berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari, misalnya saja trypanophobia yang membuat seseorang merasakan ketakutan terhadap jarum suntik. Hal ini tentu membuat orang tersebut menghindari adanya tindakan medis pada dirinya.
Penyebab Phobia
Belum ada penyebab yang jelas mengenai munculnya phobia ini, namun para peneliti telah menyimpulkan beberapa daktor yang berpotensi menyebabkan munclnya phobia ini,diantaranya:
Genetika: Adanya faktor genetic membuat seseorang beresiko mengalami phobia tertentu. Studi menunjukkan bahwa beberapa fobia diturunkan dalam keluarga.
Pola Asuh: adanya gaya pengasuhan orangtua dan respon masa kecil dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan phobia ini.
Pengalaman traumatis: adanya pengalaman negatif dan trauma di masa lalu juga dapat menyebabkan resiko phobia pada seseorang. Misalnya saja saat kecil seseroang pernah terjatuh dari ketinggian, sehingga ia mengalami trauma terhadap ketinggian.
Faktor Risiko Phobia
Walaupun setiap roang bresiko mengalami phobia, namun Anda lebih beresiko lebih tinggi untuk mengalamiphobia jika Anda memiliki salah satu faktor,diantaranya:
Perempuan: Perempuan dua kali lebih mungkin didiagnosis menderita phobia dibandingkan laki-laki.
Ciri-ciri kepribadian: penelitian menunjukkan bahwa beberapa ciri kepribadian seperti neurotisisme dan perfeksionisme, dapat membuat Anda lebih rentan dan beresiko mengalami phobia.
Memiliki riwayat kondisi kesehatan mental bawaan: banyak penderita phobia yang memiliki kondisi kesehatan mental tertentu,seperti depresi dan gangguan suasana hati.
Adanya riwayat kekerasan: seseorang dengan phobia mungkin saja mengalami atau menyaksikan bentuk trauma, seperti kekerasan dalam rumah tangga dan situasi lainnya
Penggunaan obat-obatan: Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol yang berlebihan memiliki kaitan dengan phobia dan gangguan kecemasan lainnya.
Diagnosis Phobia
Umumnya seorang terapis atau psikolog dan penyedia layanan kesehatan lainnya dapat mendiagnosis phobia dengan memberikan sesi konsultasi untuk menetapkan jenis phobia yang dialami. Dengan mengetahui jenis phobia yang dialami,maka dokter juga dapat memberikan pengobatan yang sesuai untuk Anda.
Selama sesi, pada umumnya tenga akesehatan akan menanyakan tentang Riwayat kesehatan Anda dan keluarga,kebiasaan dan gaya hidup,dan obat-obatan yang dikonsumsi untuk menemukanpemicu terjadinya phobia ini. Umumnya seseorang mengalami phobia saat:
- Mengalami ketakutan itnens setidaknya 6 bulan.
- Ketakutan ini kurang rasional.
- Phobia sangat mengganggu aspek kehidupan Anda,seperti keluarga, sekolah, pekerjaan, dan
Baca Juga :
9 Penyebab Timbulnya Kecemasan Yang Wajib Diwaspadai (Bagian II) – end
Takut Jadi Jomblo Pake Banget? Jangan-Jangan Kamu Punya Anuptaphobia!
Facebook Comments