Ibu menyusui perlu memperhatikan pola makan mereka karena makanan dan minuman tertentu dapat memengaruhi kualitas ASI dan berpotensi memengaruhi kesehatan bayi mereka. Meskipun sebagian besar makanan aman dikonsumsi selama menyusui, beberapa harus dibatasi atau dihindari sama sekali. Berikut ini beberapa hal yang harus diwaspadai oleh ibu menyusui.

1. Alkohol

Para ahli menyarankan untuk menghindari alkohol selama menyusui karena dapat menghambat refleks keluarnya ASI dan produksi ASI dengan mengubah hormon penghasil ASI. Selain itu, alkohol dapat mengganggu tidur bayi, membuatnya mudah tersinggung, dan menyebabkan masalah jangka panjang, seperti gangguan perkembangan kognitif. Bergantung pada jumlah alkohol yang dikonsumsi sebelum menyusui, bayi dapat mengalami beberapa efek samping lain akibat alkohol dalam ASI. 

2. Kafein

Kafein merupakan stimulan alami yang umum ditemukan dalam teh, kopi, dan cokelat. Minuman olahraga, minuman ringan, air beraroma, minuman berenergi, dan obat-obatan tertentu merupakan beberapa produk lain yang mungkin juga mengandung kafein. Ibu menyusui yang mengonsumsi atau meminum makanan/produk yang mengandung kafein dapat langsung menularkan stimulan ini kepada bayinya melalui ASI.

Konsumsi kafein dalam jumlah banyak dapat membuat bayi terjaga dan gelisah. Namun, asupan sedang tidak mungkin menimbulkan efek buruk pada bayi yang sehat dan cukup bulan. Bayi prematur, bayi di bawah usia enam bulan, atau bayi dengan kondisi kesehatan mendasar lainnya mungkin lebih cenderung menunjukkan gejala sensitivitas kafein karena tubuh mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk memetabolisme dan membersihkan kafein dari sistem tubuh mereka.

3. Ikan dengan kadar merkuri tinggi

Bayi membutuhkan beberapa nutrisi, seperti protein rendah lemak dan DHA (asam docosahexaenoic), untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang tepat. Ikan adalah makanan kaya nutrisi yang dapat menawarkan protein rendah lemak berkualitas tinggi dan asam lemak omega-3 esensial seperti DHA dan EPA (asam eicosapentaenoic). Namun, beberapa ikan, seperti tuna mata besar, ikan todak, dan makarel, memiliki kadar merkuri yang tinggi.

Ketika seorang ibu mengonsumsi ikan dengan kadar merkuri tinggi berulang kali, hal itu membahayakan dirinya dan bayi yang disusuinya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), merkuri dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Perkembangan sistem saraf yang terganggu dapat menyebabkan masalah lain, seperti gangguan keterampilan motorik dan keterlambatan perkembangan bicara. Selain itu, paparan merkuri dapat menyebabkan kesulitan penglihatan dan pendengaran, masalah memori, defisit perhatian, dan penurunan IQ yang terukur. Defisit perkembangan ini dapat mengakibatkan kesulitan belajar jangka panjang setelah anak mencapai usia sekolah.

4. Makanan yang diproses secara berlebihan

Mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung berbagai makanan segar dan sehat sangatlah penting. Namun, beberapa ibu memilih makanan olahan karena mudah didapat dan siap santap. Makanan olahan, makanan kaleng, dan makanan cepat saji, seperti kentang goreng dan donat, umumnya merupakan makanan tinggi natrium dan mengandung lemak trans, gula, dan kalori total.

Mengonsumsi makanan olahan dapat menyebabkan risiko kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe-2, hipertensi, dan masalah kardiovaskular. Selain itu, hal itu dapat mengubah kualitas ASI, yang berpotensi memengaruhi kesehatan bayi yang disusui. Penelitian menunjukkan bahwa jika seorang ibu mengonsumsi banyak makanan olahan yang kaya lemak dan gula, selama kehamilan dan menyusui, bayi dapat bertambah berat badan dan memiliki rasio berat terhadap panjang badan yang lebih tinggi pada usia enam bulan. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan lemak tubuh yang lebih tinggi pada bayi dan bahkan dapat meningkatkan risiko gejala ADHD di kemudian hari.

5. Rempah-rempah

Rempah-rempah adalah tanaman aromatik yang menambah rasa dan aroma pada makanan. Selain itu, beberapa di antaranya diketahui dapat meningkatkan produksi ASI dan mengatasi masalah menyusui tertentu, seperti puting lecet. Mengonsumsi rempah-rempah, terutama sebagai suplemen dan teh herbal, saat menyusui memerlukan kehati-hatian karena alasan berikut.

  • Rempah-rempah mengandung senyawa yang mungkin memiliki efek seperti obat, masuk ke dalam ASI dan memengaruhi bayi.
  • Bukti klinis yang mendukung penggunaan beberapa rempah yang aman dan efektif pada ibu menyusui dan bayi masih sedikit.
  • Produk-produk herbal mungkin mengandung logam berat dan pestisida karena kontaminasi.
  • Beberapa rempah-rempah, seperti arnica, rumput laut, dapat berdampak buruk pada bayi, dan ibu harus menghindarinya. 
  • Beberapa herba lain yang harus dihindari ibu karena efek antilaktogeniknya adalah pepermin, peterseli, sage, melati, dan chaste berry. 

Jika Anda ingin mengonsumsi herba selama menyusui, konsultasikan dengan konsultan laktasi atau dokter terlebih dahulu.

6. Makanan beraroma kuat

Bawang putih, makanan acar, dan rempah-rempah, seperti cabai, adalah makanan beraroma kuat yang dapat masuk ke dalam ASI dan dapat mengubah rasanya (20). Bayi yang sensitif terhadap perubahan ini dapat menunjukkan sifat mudah tersinggung, rewel, dan enggan untuk menyusu.

Seorang ibu yang bayinya yang disusui merasa makanan beraroma kuat dalam makanannya mengganggu harus berkonsultasi dengan dokter anak atau konsultan laktasi dan mendiskusikan untuk menghilangkan makanan tersebut dari makanannya.

7. Makanan yang menyebabkan alergi

Susu sapi, ikan, kacang tanah, kerang, kacang pohon, gandum, kedelai, dan telur, terutama telur mentah adalah makanan yang sering menyebabkan alergi. Jika bayi Anda alergi terhadap salah satu makanan ini, Anda harus menghindarinya (dan produknya) dari diet menyusui Anda.

8. Makanan yang mengandung gas

Makanan seperti kubis, brokoli, kacang-kacangan, kubis brussel, dan kembang kol sering diberi label sebagai ‘makanan yang mengandung gas’ karena berpotensi menyebabkan masalah lambung jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Akibatnya, ibu menyusui biasanya diperingatkan untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung gas ini. Meskipun serat dan gas yang dihasilkan oleh makanan ini tidak memengaruhi ASI, makanan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan gastrointestinal pada bayi yang sensitif. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan ini dalam jumlah sedang disarankan untuk mencegah gas berlebihan dan gangguan, yang berpotensi mengganggu perawatan bayi.

9. Pemanis buatan

Asupan pemanis buatan selama menyusui dapat memengaruhi ASI dan bayi. Meskipun pemanis tertentu, seperti aspartam, terbukti tidak memengaruhi ASI, pemanis lain, seperti sorbitol dan fruktosa, dikaitkan dengan risiko diare yang lebih tinggi dan peningkatan berat badan bayi. Oleh karena itu, sebaiknya hindari atau batasi konsumsi pemanis buatan saat menyusui.

Baca Juga :

Kiat Nyaman Berpuasa Saat Menyusui

Inilah Cara Terbaik Menyusui Bayi Prematur

Tips Turunkan Berat Badan Setelah Menyusui

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

9 Resep Air Detoks Buatan Sendiri untuk Kulit Bersih

Semua orang menginginkan kulit yang lembut, terhidrasi, dan