Air memberi kehidupan dan sangat penting untuk kesehatan yang lebih baik. Namun, tahukah Anda efek samping dari minum air terlalu banyak? Overhidrasi menyebabkan keracunan air yang juga dikenal sebagai hiponatremia dilusi dan menghambat fungsi otak normal. Baca terus untuk mempelajari bahaya terlalu banyak minum air.

1. Menyebabkan Hiponatremia

Hiponatremia adalah penurunan kadar natrium di bawah 135 mEq/L serum darah. Hal ini terjadi karena hidrasi berlebihan yang cepat. Natrium adalah garam penting yang membantu pensinyalan sel dan berbagai fungsi lain dalam tubuh. Jadi, ketika kadar natrium serum Anda turun, Anda mulai merasa mual, bingung, lelah, atau sakit kepala. Dalam kasus yang parah, hal ini juga dapat menyebabkan kematian. Hiponatremia juga dapat terjadi jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti masalah jantung, hati, atau ginjal, di mana pengaturan air terganggu. Jadi, jika Anda memiliki salah satu dari kondisi ini, disarankan untuk memperhatikan asupan air harian Anda.

2. Menyebabkan Sel Membengkak

Ketika kadar natrium dalam tubuh menurun, air masuk ke dalam sel melalui membran sel semipermeabel melalui proses osmosis. Hal ini mengakibatkan pembengkakan sel. Pembengkakan sel-sel tubuh (termasuk otak) menyebabkan kerusakan serius pada jaringan otot, organ, dan otak.

3. Dapat Menyebabkan Diare

Kelebihan cairan tubuh dapat menyebabkan diare parah dan keringat yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan oleh hipokalemia atau penurunan ion kalium. Keseimbangan antara ion kalium intraseluler dan ekstraseluler terhambat ketika Anda minum terlalu banyak air. Faktanya, perubahan 1% dalam distribusi ion kalium dapat menyebabkan perubahan 50% dalam konsentrasi ion kalium plasma.

4. Mempengaruhi Otak

Hiponatremia atau kekurangan natrium dalam darah dapat menyebabkan pembengkakan otak. Hal ini, pada gilirannya, mengakibatkan ketidakmampuan berbicara, disorientasi, ketidakstabilan berjalan, psikosis, dan bahkan kematian. Sebuah studi kasus menggambarkan seorang wanita berusia 65 tahun yang mengalami kelemahan umum, bicara tidak jelas, dan wajah baru tampak lesu, yang menyerupai gejala seperti stroke. Pemindaian CT otak menunjukkan hasil negatif, tetapi kadar natriumnya sangat rendah (99 mmol/L). Riwayat pengobatannya meliputi hidroklorotiazid, omeprazol, dan irbesartan, yang mungkin berkontribusi terhadap hiponatremia berat. Koreksi natrium bertahap dimulai, dan pada hari kelima rawat inap, sebagian besar gejala neurologis telah membaik, yang menunjukkan bahwa presentasinya yang seperti stroke dapat dipulihkan dengan penggantian natrium.

5. Membebani Jantung

Hidrohidrasi berlebihan dapat menyebabkan gagal jantung pada orang yang menjalani dialisis. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology menyelidiki dampak kelebihan cairan pada morbiditas kardiovaskular dan mortalitas semua penyebab pada pasien pradialisis dengan CKD (penyakit ginjal kronis) stadium 4 dan 5. Selama tindak lanjut rata-rata 23,2 bulan, peneliti menganalisis 478 pasien menggunakan monitor komposisi tubuh untuk menilai status hidrasi. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa setiap peningkatan 1% dalam overhidrasi/air ekstraseluler meningkatkan risiko kematian atau kejadian kardiovaskular sebesar 8% (HR: 1,08, 95% CI: 1,04–1,12, P<0,001), dan pasien dengan kelebihan cairan (≥7%) memiliki risiko 1,93 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kadarnya lebih rendah. Jantung melakukan fungsi vital memompa darah ke seluruh tubuh Anda. Ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak air, volume darah di dalam tubuh Anda akan meningkat. Peningkatan volume darah memberikan tekanan yang tidak perlu pada pembuluh darah dan jantung. Hal ini terkadang juga dapat menyebabkan kejang dan kerusakan otak.

6. Membebani Ginjal

Hiperhidrasi berlebihan dapat menyebabkan cedera ginjal akut (AKI). Asupan air yang tinggi juga menurunkan kadar plasma arginin vasopresin, yang membantu menjaga fungsi ginjal. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Electrolyte Blood Press meneliti dampak asupan air yang tinggi terhadap perkembangan penyakit ginjal kronis (CKD) dan kondisi saluran kemih lainnya, termasuk urolitiasis, infeksi saluran kemih, dan kanker kandung kemih. Meskipun masih kontroversial apakah peningkatan asupan air secara langsung memperlambat perkembangan CKD, bukti menunjukkan bahwa hal itu menekan kadar plasma arginin vasopresin (AVP). Kadar AVP yang tinggi telah dikaitkan dengan kerusakan ginjal pada model hewan, dan laporan dari Amerika Tengah menunjukkan bahwa asupan air yang tidak mencukupi dan penipisan volume kronis dapat berkontribusi pada epidemi CKD yang tidak diketahui asalnya. Mengonsumsi terlalu banyak air dapat memberi tekanan pada ginjal Anda untuk berfungsi terus-menerus. Ginjal Anda dapat menyaring sekitar satu liter cairan per jam dari tubuh. Selain itu, ginjal perlu bekerja ekstra keras untuk mempertahankan homeostasis.

7. Dapat Menyebabkan Masalah Hati

Penting untuk dicatat bahwa masalah ini tidak hanya disebabkan oleh terlalu banyak minum air. Melainkan, hal itu terjadi karena terlalu banyak minum air yang mengandung zat besi. Kelebihan zat besi tidak sepenuhnya merugikan, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, hal itu dapat menyebabkan masalah yang berhubungan dengan hati. Orang dengan sirosis hati rentan mengalami hiponatremia.

8. Sering Buang Air Kecil

Sering buang air kecil, misalnya setiap 15 menit, bisa sangat membuat frustrasi, baik di rumah, kantor, atau sekolah. Bila Anda minum terlalu banyak air, ginjal Anda akan terus bekerja. Akibatnya, Anda harus buru-buru ke kamar mandi berulang kali.

9. Menimbulkan Risiko Overdosis Klorin

Klorin digunakan untuk mendisinfeksi air minum. Namun, minum terlalu banyak air dapat membuat Anda berisiko mengalami overdosis klorin. Bila itu terjadi, Anda berisiko terkena kanker kandung kemih dan kanker kolorektal.

10. Potensi Risiko Koma

Kerusakan otak dan organ visceral yang dialami tubuh Anda akibat keracunan air dapat menyebabkan koma dan, dalam beberapa kasus, kematian. Oleh karena itu, jangan minum terlalu banyak air dalam waktu singkat.

Bagi sebagian orang, minum air putih saat perut kosong dapat menyebabkan sakit perut, kram perut, mual, muntah, dan bahkan diare. Hal ini karena air putih dapat mengencerkan asam lambung, yang menyebabkan gangguan pencernaan. Selain itu, minum terlalu banyak air putih dapat menyebabkan perut Anda kembung karena tingginya volume cairan di dalam perut.

Untuk menghindari gejala-gejala yang tidak nyaman ini, minumlah air putih secara perlahan jika minum saat perut kosong. Selain itu, cobalah minum air putih bersuhu ruangan atau air hangat untuk menghindari rasa tidak nyaman.

Baca Juga :

7 Tanda Kamu Kurang Minum Air

Bahaya Minum Air Es Setelah Makan

Tips Sehat dan Tepat Minum Air

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Berapa Banyak Air yang Harus Anda Minum Per Hari?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, asupan cairan