Putus dengan seseorang yang kamu sukai bukanlah hal mudah. Biasanya, ini melibatkan obrolan-obrolan putus yang tidak mengenakkan, tetapi esensial. Namun, ini akan jadi lebih susah lagi ketika pasanganmu, atau calon pasanganmu yang sudah sempat jalan denganmu beberapa kali, atau cowok yang kamu kenal dari situs kencan dengan chemistry yang luar biasa dan sudah memberimu banyak harapan, tidak mengajakmu bicara sama sekali, tetapi memilih ghosting, menghilang tiba-tiba begitu saja dari kehidupanmu. Dari yang semula teleponan rutin, SMS-an setiap hari, atau saling bertukar email panjang, kini tiba-tiba hanya memberikanmu hening. Tak ada dari upayamu mengontaknya yang dibalas. Bahkan, kamu mungkin diblokir.

Merasa bingung, frustrasi, tidak dihargai, dan hampir gila? Wajar, kok. Ketika kamu harus jadi korban ghosting, kamu akan panik karena sumber kesenanganmu selama ini menghilang tiba-tiba, dan kamu pun tak memiliki penjelasan mengapa itu terjadi. Kamu mungkin mulai mempertanyakan dirimu sendiri dan penilaianmu terhadap orang lain. Kamu merasa begitu terluka karena rasa percaya dirimu hancur. Sembuh dari hal ini memang susah, tetapi kamu bisa.

Ikuti langkah-langkah berikut saat kamu menjadi korban ghosting.

Pahami bahwa dia memang sudah melakukan ghosting padamu

Satu dari aspek terburuk dari ghosting adalah fakta bahwa butuh waktu sekian lama untuk menyadari bahwa kamu sudah ditinggalkan diam-diam olehnya yang menghilang. Ketika kamu menunggu respon darinya, kamu akan bertanya-tanya apakah ia sudah membaca pesanmu atau melihat missed call darimu. Kamu bingung apakah ia sudah membalas tapi kamu tak menerimanya karena masalah kegagalan komunikasi.

Cobalah membuat panggilan ramah atau mengirim pesan singkat untuk mengeceknya dan mengingatkannya bahwa kamu sudah berusaha menghubunginya. Jika kamu tidak juga mendengar apa pun darinya setelah beberapa hari, waktunya menerima bahwa ia memang sudah menghilang darimu.

Terima

Menerima akhiir hubungan romantis bukanlah proses mudah. Apalagi, dalam kasus ini, kamu mungkin bertahan pada harapan palsu. Dan tanpa menerima bahwa ini sudah berakhir, kamu mungkin akan melakukan perbuatan yang berusaha agar ia kembali dan memperpanjang penerimaanmu. Padahal, proses penyembuhan dimulai dengan penerimaan terhadap apa yang telah terjadi. Jadi, terimalah kondisimu.

Jangan memburunya

Jangan mencari-cari dia ke segala tempat yang bisa kamu temukan. Jangan menguntitnya seperti memonitor medsosnya untuk menemukan fakta-fakta baru tentangnya setiap hari. Ini hanya akan memperlambat kesembuhanmu. Kamu jadi harus menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan si dia dan apa yang mungkin dilakukannya. Saat kamu melihat dia sudah move on, kamu jadi merasa lebih menderita. Apalagi, informasi yang kamu dapatkan seringkali tidak lengkap, dan kamu jadi makin penasaran. Jangan berfokus padanyya, fokus pada dirimu setelah kamu jadi korban ghosting.

Pahami it bukan tentang kamu

Kadang, keputusan untuk mengakhiri hubungan, apalagi dengan cara sekejam ghosting, bukan tentangmu. Ini terjadi karena ialah yang terlalu pengecut atau kurang dewasa untuk menjelaskan situasinya kepadamu. Jika ini masih ada dalam awal hubungan, mungkin ia merasa bahwa memberi penjelasan seperti putus adalah hal yang terlalu dramatis. Atau, dia memang tipe yang suka putus nyambung.

Ini tak membuat ghosting pantas ada di sebuah hubungan. Tetapi, ingatlah, bahwa ini bukan soalmu. Jangan mencari-cari kesalahanmu. Jangan berusaha mengevaluasi apa yang mungkin kamu lakukan berbeda. Tak perlu memaksa mengejar penjelasan. Jika ia tak berani mengatakan padamu bahwa ia ingin menyudahinya, kamu tak perlu mendengar apa-apa lagi darinya. Ia bukan orang yang pantas untuk kamu dengar opininya tentangmu.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

6 Alasan Bahagia Pasangan Yang Mengenakan Pakaian Serasi

Setidaknya sekali seumur hidup pernahkah Anda melihat pasangan