Proses pengomposan adalah sebuah kegatan bermanfaat yang membantu mencegah emisi gas metana dan mencegah pembusukan sampah di tempat sampah. Proses pengomposan juga berguna untuk meningkatkan nilai guna smapah agar lebih bermanfaat untuklingkungan, karena kompos ini nantinya dapat digunakan beragam keperluan, terutama untuk menanam.
Sayangnya, banyak yang urung melakukan proses pembuatan kompos ini,karena dianggap merepotkan, menguras tenaga, bahkan memakan tempat. Padahal, sebenarnya membuat kompos tidaklah sulit, bahkan dapat dilakukan #dirumahaja. Mari lihat berapa banyak sampah dan barang yang bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat
Apa Itu Proses Pengomposan?
Proses pengomposan adalah proses penguraian bahan organik menjadi produk yang akan bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Saat bahan organik 9sampah) init erurai dengan baik, maka ia akan menghasilkan humus yang menyuburkan tanah tanpa meningggalkan bekas dan bau.
Proses pengomposan adalah metode ramah lingkungan yangd apat digunakan untuk menguraikan bahan-bahan organik. Dibandingkan membuang sampah-sampah ini, maka dapat dilakukan metode pengomposan untuk membuats ampah ini memiliki nilai guna bagi lingkungan.
Sisa makanan yang berakhir di tempat pembuangan sampah, akan mengeluarkan zat metana dan gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan. Padahal, sebenarnya sampah-sampah ini dapat terurai cukup cepat (sekitar 90-120 hari) dan menghasilkan humus yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah.
Proses pengomposan sendiri dapat dilakukan oleh siapapun selama ia memiliki ruang dan tempat untuk menampung sampah-sampah ini, bahkan Anda bisa membuat kebun bersama dengan tatngga untuk menampung sampah-sampah ini.
Cara Mudah Membuat Kompos #dirumahaja
Siap untuk membuat kompos sendiri di rumah? Yuk ikuti langkah mudah ini
Langkah 1: siapkan tempat sampah berukuran besar atau galon bekas untuk menampungs ampah orhganik ini. Galon dan tempat sampah ini sangat mudah didapatkan. Siapkan juga ember yang berukuran besar untuk mencampur kompos ini.
Anda bahkan bisa menggunakan metode kompos terbuka dimana sampah dapat dibuang secaralangung pada tanah. Anda bisa menggunakan tempat yang lebih kecil seperti kaleng bekas untuk menampung sisa makanan hingga sampah ini siap dimasukkan ke dalam kompos.
Langkah 2: Mulailah mengumpulkan sampah sisa dan barang kompos lainnya. Ada dua jenis sampah, yakni sampah hijau dan sampah cokelat. Sesuai namanya,s ampah hijau adalah sampah yang memiliki kandungan nitrogen untuk memicu pertumbuhan mikroba untuk emghasilkan kompos. Sampah ini diantaranya adalah sampah dapur dan sisa makanan. Sedangkan bahan cokelat adalah bahan kering yang kaya akan karbon seperti daun kering dan kertas.
Campuran bahan hijau dan cokelat ini sangatlah penting untuk proses pengomposan ini. Dibutuhkan perbandingan warna cokelat lebih sedikit sampah cokelat dibandingkan sampah hijau (perbandingn 3:1)
Langkah 3: Mulai membuat tumpukan. Awali dengan sampah hijau diikuti sampah cokelat. Jangan lupa untuk menyiram sampah dengan air di detiap lapisannya. Ulangi beberapa kali seperti hijau, cokelat, hijau, sokelat, dan seterusnya.
Langkah 4: Gunakan sekop untuk membalik tumpukan Anda setiap beberapa minggu sekali.proses pembalikan ini berguna untuk membantu pasokan oksigen dan mempercepat proses dekomposi. Hanya saja,lakukan berkala dan jangan lakukan terlalu sering, karena sampah-sampah ini membutuhkan waktu untuk diam dan memasak humusnya.
Langkah 5: Setelah berjalan beberapa bulan, mungkin sampah sudah mulai membusuk dan menghasilkan kompos, namun cek kompos Anda. Kompos yang benar umumnya tidak menimbulkan bau yang mengganggu Jika berbau busuk, kemungkinan hal ini disebabkan karena sampah terlalu basah.
Langkah 6: Humus akan mulai terlihat berwarna gelap dan Anda pun bisa menaburkan humus ini di sekitar kebun Anda.
Baca Juga :
Ketahui Manfaat Air Kelapa Bagi Kesehatan Untuk Berbuka Puasa (Bagian 2) – end
Mulailah Rutinitas Perawatan Diri Anda Dengan Makan Sehat
Body Oil vs Lotion: Memahami Perbedaan Keduanya
Facebook Comments