Kita menggunakan kosmetik agar kita merasa nyaman, luar dan dalam, namun apakah produk yang kita gunakan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan? Kemungkinan besar hal tersebut terjadi karena pasar penuh dengan produk perawatan kulit, tubuh, dan rambut yang mengandung bahan kimia beracun. Namun, kini semakin banyak orang yang sadar akan bahaya kesehatan dan mulai menerapkan kecantikan yang bersih.

Kulit adalah organ terbesar di tubuh kita, yang menyerap 60-100 persen dari segala sesuatu yang kita gunakan dalam waktu kurang dari tiga puluh detik. Jadi, racun yang diserapnya dapat menyebabkan kepekaan, alergi, kanker, dan berbagai masalah medis lainnya. Saat melihat kosmetik, yang membuat kita terpapar racun setiap hari, menjadi jelas mengapa penting untuk menjaga kebersihan!

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘bersih’? Produk kosmetik atau kecantikan apa pun yang diformulasikan tanpa bahan beracun termasuk dalam kategori kecantikan bersih. Tidak harus dibuat dengan tangan untuk memenuhi syarat sebagai tidak beracun. Selama dibuat dengan hati-hati dan tidak mengandung bahan kimia keras, maka produk tersebut bersih dan aman digunakan.

Beralih ke kosmetik yang bersih dan bebas racun tidak hanya baik untuk kesejahteraan Anda sendiri, tetapi juga bagi sesama manusia, hewan, dan lingkungan.

Jika Anda beralih, berikut lima bahan beracun yang perlu Anda waspadai saat membeli kosmetik:

1. Sulfat

Sulfat adalah bahan yang menciptakan efek berbusa pada sampo, gel mandi, gel pembersih wajah, dll. Meskipun meninggalkan sensasi bersih, namun merupakan penyebab kekeringan dan iritasi. Sulfat menghilangkan lapisan hidrolipidik yang secara alami ada pada kulit dan kulit kepala. Dua bentuk sulfat paling umum yang terdapat dalam kosmetik adalah SLS dan SLES, yang mengiritasi mata, kulit, dan bahkan paru-paru jika digunakan secara teratur. SLES terkontaminasi dengan zat yang disebut 1,4-dioxane, yang merupakan karsinogen. Selain itu, produk yang mengandung sulfat tidak ramah lingkungan dan sering diuji pada hewan untuk mengukur tingkat iritasi pada manusia.

2. Triklosan

Triclosan digunakan sebagai zat anti bakteri atau anti jamur, pengawet, dan anti keringat. Hal ini dikaitkan dengan gangguan perkembangan hormonal, penurunan resistensi bakteri terhadap antibiotik, dan peningkatan alergi. FDA telah melarang bahan ini dalam sabun. Namun, triclosan juga dapat ditemukan pada produk lain seperti deodoran, pasta gigi, pembersih tangan, sabun cuci muka, dll. Dengan banyaknya merek yang menggunakan triclosan dalam produknya, triclosan juga muncul di lingkungan, mencemari saluran air, sungai, lautan, dan lain-lain. dan menimbulkan ancaman terhadap ikan dan hewan air lainnya.

3. Petrokimia

Pertama-tama, petrokimia tidak memberikan manfaat nyata apa pun pada kulit. Sekelompok zat yang secara kimiawi berasal dari minyak bumi, mereka hanya membentuk lapisan seperti penghalang pada kulit yang menyumbat pori-pori dan membuatnya tahan terhadap udara dan air. Petrokimia sering kali mengandung ftalat, fenoksi-etanol, dan aluminium yang semuanya tampak membuat kulit halus, namun kenyataannya, memerangkap sebum, sel kulit mati, dan bakteri lain di pori-pori, sehingga mengakibatkan munculnya jerawat. Phthalates dan bentuk petrokimia lainnya biasanya ditemukan di sebagian besar kosmetik yang kita gunakan pada wajah. Penting untuk membaca label pada produk dengan cermat untuk mengidentifikasi apakah produk tersebut mengandung bahan berbahaya.

4.PEG

PEG adalah singkatan dari polietilen glikol, yaitu sekelompok senyawa yang terikat menjadi satu. Hal ini dapat ditemukan pada kosmetik dengan tekstur yang kental, lembut, dan lengket. Ketika glikol digabungkan dengan polietilen, bentuk plastik yang paling umum, ia menjadi cairan kental. PEG mengandung kontaminan seperti etilen oksida dan 1,4-dioksan. Meskipun 1,4-dioksan terbukti bersifat karsinogen, paparan etilen oksida dapat sangat merusak sistem saraf. Faktanya, gas ini digunakan sebagai gas saraf pada Perang Dunia II. Bukan sesuatu yang ingin dilakukan siapa pun pada kulitnya, bukan?

5. Paraben

Paraben merupakan bahan pengawet yang banyak digunakan dalam produk kosmetik. Paraben meniru estrogen, sehingga menyebabkan tingkat estrogen yang tidak normal dalam tubuh. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan kemungkinan kanker payudara. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 menemukan bahwa sampel jaringan payudara yang dikumpulkan setidaknya mengandung satu paraben. Jadi, sebaiknya hindari paraben, terutama propylparaben dan isobutilparaben dengan cara apa pun.

Anda dapat memulai perjalanan menjalani gaya hidup yang sadar dan etis dengan menghentikan penggunaan produk yang mengandung bahan beracun tersebut. Dengan banyaknya produk yang dikemas dengan indah dan dipasarkan dengan cerdik yang mengandung banyak bahan, baik di toko maupun online, memilih sendiri produk yang bersih dan bebas racun dengan hati-hati dapat menjadi tantangan, tetapi itu sangat berharga.

Baca Juga :

Seberapa Baik Kardio Untuk Kesehatan Dan Tips Agar Tidak Berlebihan

Red Flag, 14 Cara Mengenali Hubungan Beracun

<strong>Persahabatan Beracun! 7 Tanda Peringatan Yang Membuktikan Bahwa </strong><strong><em>Bestie</em></strong><strong> Anda Diam-diam Membenci Anda</strong>

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Cara Tepat Menggunakan Serum Wajah Layaknya Dermatologist (Bagian I)

Saat ini produk perawatan kulit sangat banyak dan