Sejak kasus Covid-19 muncul pertama kali di Indonesia pada Maret 2020 lalu, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk beraktivitas di rumah, mulai dari bekerja, sekolah, kuliah, sampai beribadah. 

Karena itu, banyak perusahaan yang menerapkan sistem kerja work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi karyawannya.

Sebenarnya, WFH membawa manfaat tersendiri bagi sebagian besar orang. Sebab, pekerjaan bisa lebih fleksibel dan memungkinkan multitasking. Selain itu, WFH juga membuat orang hemat biaya transportasi dan terhindar dari kemacetan jalan raya. 

Meski begitu, sistem kerja WFH pastinya juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah kehilangan motivasi kerja dengan beragam alasan. Saat WFH, biaya listrik dan internet di rumah juga akan membengkak karena pemakaian konstan dan intens. 

Pada kasus yang lebih serius, WFH bisa memicu beberapa masalah kesehatan, salah satunya migrain atau sakit kepala sebelah. 

Mengapa WFH bisa menyebabkan migrain? Simak beberapa alasan berikut beserta cara mengatasinya!

  1. Terlalu lama menatap layar handphone dan komputer

Rapat dan pertemuan di kantor selalu dilakukan secara daring sejak pandemi Covid-19. Sebagian besar perusahaan menggunakan platform Zoom dan Google Meet untuk rapat. Nah, hal ini akan menuntut kamu untuk lebih lama menatap layar. Durasi menatap layar handphone dan komputer menjadi penyebab kamu sering mengalami migrain.

Paparan cahaya yang berkedip dari layar handphone atau komputer, disertai dengan postur tubuh yang salah saat bekerja di depan komputer, dapat memicu munculnya migrain. 

Untuk mencegah migrain, sebaiknya ambil waktu istirahat sejenak setiap 30 menit sekali. Jangan terus-menerus menatap layar handphone dan komputer dalam jangka waktu lama. Istirahatkan mata dengan cara melihat objek lain yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatmu berada. Melihat benda jarak jauh bisa membantu membuat mata lebih rileks.

  1. Postur tubuh yang tidak benar ideal saat bekerja

Idealnya, seseorang perlu bekerja di atas meja dan duduk di kursi yang rata dengan lantai. Bahu harus rileks, lengan dekat dengan tubuh dan pergelangan tangan di topang saat mengetik. Dengan menerapkan posisi ini, kamu dapat mencegah sakit leher yang bisa memicu timbulnya sakit kepala sebelah atau migrain. 

  1. Pengaturan cahaya ruang kerja

Ruang yang sangat terang, seperti dapur atau ruang makan yang terkena paparan sinar matahari, bukanlah tempat ideal untuk bekerja, terutama bagi kamu penderita migrain. Namun, ini bukan berarti kamu harus bekerja dalam kegelapan. 

Solusi terbaik untuk mengatur cahaya ruangan saat bekerja adalah menggunakan lampu bohlam LED yang memancarkan cahaya hijau. Ini dapat membantumu mengurangi sensitivitas cahaya.

  1. Lupa istirahat 

Tidur yang cukup dan berkualitas penting dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Jika kamu kurang tidur atau tidur berlebihan dengan jadwal yang kacau, hal ini bisa meningkatkan risiko terkena migrain. Sebaiknya kamu mengelola waktu dengan baik dan beri batasan antara waktu untuk bekerja dengan aktivitas sehari-hari di rumah.

  1. Lupa makan dan minum

Ketika terlalu fokus bekerja, orang akan lupa untuk minum dan makan. Hal ini berlaku untuk pekerjaan di kantor atau di rumah. Nah, ketika seseorang terlambat makan, gula darah bisa menurun secara relatif sehingga memicu migrain. Biasanya jika kamu melewatkan sarapan, kamu akan terkena migrain pada pagi menjelang siang hari. 

Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh juga bisa memicu berbagai penyakit salah satunya adalah migrain. Seperti diketahui, dehidrasi merupakan kondisi ketika tubuh banyak kehilangan cairan dan kurang mendapatkan cairan. Karenanya, keseimbangan zat gula dan garam dalam tubuh bisa terganggu sehingga membuat tubuh berfungsi secara tidak normal. 

Oleh karena itu, kamu harus rajin mengonsumsi air putih agar terhindar dari migrain.

Baca Juga :

Hati-hati, 5 Makanan Ini Bisa Menyebabkan Migrain

Sering Migrain? Jangan Minum Obat Dulu, Coba 6 Tips Berikut Untuk Mengatasinya

Tersiksa karena migrain? Inilah 7 Perawatan Alami untuk Mengobati Migrain

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Semua Tentang Fitonutrien

Para vegetarian dan vegan, bergembiralah! Setelah diberi tahu