Setiap orang membuat kesalahan saat mengasuh anak. Bahkan meskipun kita sudah dewasa, kita bukan manusia yang sempurna dan kita tidak selalu dapat memahami seperti apa tindakan kita apabila dilihat dari luar dan bagaimana tindakan kita dapat mempengaruhi generasi masa depan.
Inilah 7 kesalahan parenting yang dapat merusak masa depan anak. Perhatikan baik-baik dan jika kamu merasa kamu melakukan satu atau lebih dari 9 kesalahan di bawah ini, pertimbangkanlah untuk menghentikan tindakan kamu, demi masa depan si kecil yang lebih baik :
- Menghukum anak di depan orang lain

Terkadang, ketika ibu dan ayah marah, mereka berteriak dan bahkan menghukum anak-anak mereka di depan orang lain. Di saat-saat seperti ini, mungkin orang tua yang sedang marah tidak memikirkan lingkungan sekitar. Tetapi, anak-anak sebenarnya peduli dengan pendapat orang-orang di sekitar mereka. Mempermalukan anak di depan publik akan merusak kepercayaan diri mereka. Ini akan membuat mereka merasa sangat malu dan sulit bagi mereka untuk melepaskannya.
- Pengaruh dari masa lalu

Hal-hal buruk yang terjadi di masa kecil dapat meninggalkan jejak kenangan buruk tentang seperti apa orang tua kita dahulu saat mendidik kita. Tetapi itu tidak bukan berarti kita ditakdirkan untuk mengulang kesalahan yang sama. Penting untuk belajar dari kesalahan orang tua dan mencoba melindungi generasi masa depan dari emosi negatif.
- Terlalu menahan diri
Jika kita tidak sering memeluk anak-anak kita dan tidak memberi tahu mereka bahwa kita mencintai mereka, mereka mungkin menjadi terisolasi dari keluarga secara emosional. Ketika kita tidak mendengarkan perasaan dan pendapat mereka atau ketika kita acuh tak acuh, sangat mungkin bahwa anak-anak kita akan bertindak dengan cara yang sama dengan orang lain. Mungkin sulit bagi mereka untuk akrab dengan seseorang, memercayai orang lain, berteman, atau bahkan memulai sebuah keluarga kelak.
- Kebiasaan buruk
Orang tua adalah panutan bagi anak-anak mereka. Terdapat hubungan yang kuat antara kebiasaan ibu dan berat badan anak-anak. Jika Ibu memiliki gaya hidup sehat (memiliki pola makan yang sehat, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak alkohol), maka risiko obesitas pada anaknya akan menjadi 75% lebih rendah daripada ibu yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Para peneliti mengklaim bahwa kebiasaan baik memiliki pengaruh positif pada anak-anak.
- Permisif atau Overprotective
Orang tua sangat sering berpikir bahwa putra dan putri mereka istimewa dan unik. Tetapi, nyatanya, mereka hanyalah anak-anak. Dan jika mereka terbiasa dengan permisif, mereka mungkin tumbuh menjadi orang yang egois dan sulit untuk diajak berkomunikasi. Anak-anak yang tidak terkendali akan memiliki banyak kekecewaan dalam kehidupan di luar rumah dan mereka tidak akan tahu bagaimana menghadapinya. Pada saat yang sama, menjadi terlalu protektif dapat membuat anak-anak mudah takut, sehingga mereka akan takut mengambil tanggung jawab atau pergi keluar dari zona nyaman.
- Perilaku agresif

Anak-anak belajar bagaimana menghadapi masalah dengan melihat bagaimana orang tua mereka menghadapi kesulitan. Terkadang, anak-anaklah yang menyebabkan masalah ini. Dan bersikap kasar kepada mereka atau mengekspresikan emosi negatif terhadap mereka di usia dini, justru dapat menyebabkan masalah dengan manajemen kemarahan.
- Melarikan diri dari masalah
Salah satu cara terbaik untuk “mengakhiri” masalah adalah dengan berjalan pergi dan melupakannya. Tetapi itu tidak berarti bahwa hal-hal akan terselesaikan dengan sendirinya, seperti yang dipercaya banyak orang dewasa. Setelah pertengkaran serius antara orang tua dan anak-anak, sebisa mungkin, orang tua harus mencoba memperbaiki situasi – dengan mengembalikan kepercayaan anak.
Baca Juga :
Facebook Comments