Sel telur bertemu dengan sel sperma, kemudian terjadi pembuahan, pada akhirnya terbentuklah bayi. Sebuah proses yang sederhana, kan? Sebenarnya, tidak juga! Ada beberapa hal yang salah dipahami oleh orang-orang.

Seperti yang diyakini oleh Scott Gilbert, ahli biologi perkembangan di Swarthmore College, “Sel telur terlibat dalam dialog dengan sperma, bukan hanya menguncinya.” Jadi, pembuahan sebenarnya bukan tentang penaklukan, tapi lebih seperti perlombaan yang adil.

Setelah banyak penelitian, ternyata terbukti juga bahwa telur cenderung menarik sperma jenis tertentu jika diberi kesempatan. Berikut adalah beberapa penelitian yang membuktikan bahwa sel telur memiliki kemampuan memilih sperma :

Gagasan Populer : Perlombaan Sperma

Setelah 350 tahun, baru diketahui ternyata sperma berputar, bukan berenang

Setiap pasangan yang berencana untuk memperpanjang keturunan keluarga selalu percaya bahwa sel-sel sperma berpacu menuju sel telur. 

Mari kita mulai dari awal. 

Semua sel sperma telah siap, kemudian sel telur dalam keadaan paling sehat, dan di sini balapan pun dimulai! Seperti yang telah kita pelajari di sekolah, jutaan sperma menuju ke satu sel telur. Ketika X bertemu X, pasangan akan mendapatkan bayi perempuan, dan ketika X bertemu Y, pasangan akan mendapat bayi laki-laki.

Jadi, sekarang mari kita mulai proses unlearning.

Sel telur pada perempuan menolak untuk tunduk. Mereka memainkan peran dominan dan memilih sperma dengan cara mereka sendiri. Jadi proses ini sebenarnya tidak pernah menjadi perlombaan karena pemenangnya sudah diputuskan. 

Dalam bahasa yang sederhana, sel telur telah memilih jenis sperma seperti apa yang diperbolehkan masuk di dalamnya. Seperti yang diteliti dan dijelaskan oleh ilmuwan Dr. Joseph H. Nadeau, sel telur tidak tunduk dan jinak, tetapi sel telur adalah pemain kunci dalam proses reproduksi. 

Hal ini bertentangan dengan anggapan umum bahwa sel sperma berpacu menuju sel telur, karena sebenarnya yang terjadi adalah sebaliknya.

Seperti yang dijelaskan oleh Pacific Northwest Research Institute, sel telurlah yang mendukung atau membuang sperma, dan hal ini membuat seleksi seksual pada tingkat sel menjadi lebih kompleks.

Bagaimana dengan Hukum Mendel?

Hukum Mendel, menurut definisi, adalah hukum segregasi. Ini juga disebut hukum pewarisan yang menyatakan bahwa setiap orang tua membawa 2 salinan dari setiap gen. 

Langkah selanjutnya adalah proses “pembuahan acak” di mana gen-gen ini dibagi secara acak menjadi gamet yang hanya membawa satu salinan. Namun, studi terbaru membantah hukum ini.

Berdasarkan penelitian terbaru, ternyata ditemukan beberapa fakta bahwa :

  1. Ketertarikan antara sel sperma dan sel telur sebagian besar melibatkan molekul asam folat. Metabolisme Vitamin B atau asam folat ternyata berbeda antara sel telur dan sel sperma. Perubahan ini mungkin menjadi faktor penentu daya tarik antara sel sperma dan sel telur.
  1. Sel sperma sudah ada di saluran reproduksi wanita saat mereka menuju ke sel telur. Sel telur mungkin tidak berkembang sepenuhnya selama ini. Ada kemungkinan sel telur mempengaruhi pembelahan sel sehingga gennya juga cocok dengan sperma.

Bagaimana menurut kamu? Apkah kamu percaya bahwa sel telurlah yang memegang kendali atas proses reproduksi?

Baca Juga :

7 Makanan Sehat Untuk Meningkatkan Kesuburan

6 Mitos Menstruasi yang Paling Populer

Berat Badan Bisa Pengaruhi Kesuburan Dan Sulit Hamil, Benarkah Demikian?

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Melahirkan  Di Usia 20 atau 30 an? Yuk Pahami Keuntungan Dan Resikonya (Bagian II) – end

Melahirkan di usia 30 an sebenarnya tak seburuk