Para ilmuwan dan psikolog mengaitkan “kebahagiaan” dengan “rasa syukur”. Orang pun percaya bahwa kita bisa bahagia jika kita selalu bersyukur atas apa yang sudah kita miliki, termasuk pekerjaan. Tapi, sebenarnya ada beberapa momen di mana rasa syukur tersebut justru berubah menjadi toxic.

Meskipun rasa syukur karena sudah mendapatkan pekerjaan merupakan rasa yang tulus dan otentik, tapi sering kali hal itu salah dimengerti dan mengakibatkan lebih banyak tekanan. Untuk itu, beberapa rasa syukur ini bisa menjadi sebuah bumerang bagi kita.

Berikut adalah daftar tiga hal yang menunjukkan bahwa rasa syukur terkait pekerjaan bisa jadi tpxic dan memengaruhi kehidupan sehari-hari kamu.

  1. Membuat kamu menoleransi hal-hal yang membuat kamu tidak bahagia

Saat masih kanak-kanak, orang dipaksa untuk merasa bersyukur atas semua hal, termasuk sesuatu yang tidak mereka sukai. Misalnya, ketika tidak ingin makan sayuran atau bahkan tidak ingin memakan apa pun, ibu atau ayah akan mengatakan, “Kamu harus bersyukur karena bisa makan! Lihat orang di luar sana tidak bisa makan sesuap pun!”. Sejak masih anak-anak, orang diajari untuk menghargai apa yang dimiliki dan tidak boleh mengeluh tentang hal itu.

Kemudian, saat tumbuh dewasa, orang cenderung meneruskan cara berpikir yang seperti ini, bahkan dibawa sampai ke tempat kerja. Orang akan menekan diri sendiri untuk terus bersyukur. 

Saat menghadapi situasi sulit setiap hari, kamu mungkin akan mendorong diri kamu untuk tetap bersyukur, karena kamu sudah memiliki pekerjaan, terlepas dari betapa beratnya hal itu. Di sisi lain, mungkin kamu tidak menyadari bahwa sebenarnya pekerjaan yang kamu lakukan bukan sesuatu yang membuatmu bahagia. 

Bukankah tujuan dari hidup ini adalah memperoleh kebahagiaan?

  1. Membuat kamu menutupi emosi negatif

Saat kamu memaksakan diri untuk bersyukur, kamu mungkin akan mulai menggunakan taktik ini untuk menghindari perasaan negatif yang kamu rasakan. Kamu akan mulai meyakinkan diri sendiri bahwa kamu merasa bersyukur. Padahal, kamu benar-benar merasa sedih, stres, cemas, atau lelah.

Di saat seperti ini, kamu akan melewatkan tanda bahaya yang seharusnya bisa mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang salah dari apa yang sedang kamu lakukan.

Kebiasaan menekan perasaan negatif tidaklah sehat, dan kamu tidak dapat melihat efek positif dari rasa syukur kamu, ketika kamu sendiri mengalami hal negatif dan menghindari perasaan negatif tersebut. 

Pada akhirnya, cepat atau lambat, perasaan negatif akan muncul ke permukaan. Bahkan kemungkinan besar, perasaan negatif ini akan muncul dengan intensitas yang lebih tinggi. 

Mengabaikan perasaan negatif menjadi sesuatu  yang tidak baik, karena jika kamu memaksakan diri untuk bersyukur, artinya kamu mengabaikan fakta bahwa perasaan negatif dapat memotivasi kamu untuk memperbaiki situasi.

  1. Membuat kamu semakin lemah di tempat kerja

Rasa syukur yang salah tempat, dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh atasan kamu, misalnya dengan memanipulasi situasi agar kamu bisa bekerja lebih lama. Hal ini mereka lakukan karena tahu karyawan mereka tidak akan mengeluh atau berhenti.

Inilah dampak yang ditimbulkan ketika orang terlalu bersyukur karena memiliki pekerjaan. Pada akhirnya, hal ini dapat menghalangi mereka untuk membela hak-hak mereka sebagai individu.

Lebih dari itu, kejadian semacam ini hanya akan membuat seseorang bekerja secara berlebihan, membuatnya semakin stres, dan merasa tidak bahagia menjalani kehidupan. 

Bagaimana pekerjaan kamu saat ini?

Apakah kamu bahagia dengan apa yang kamu lakukan?

Baca Juga :

5 Budaya Toxic Masyarakat yang Tak Perlu Kamu Ikuti

6 Jenis Orang Toxic dan Cara Menghadapinya

4 Cara Bebaskan Diri dari Toxic Parents

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

5 Aplikasi Pintar Untuk Mengelola Diabetes Selama Berpuasa

Saat seseorang didiagnosa menderita diabetes, tentu pasien akan