Parenting bukanlah perkara mudah. Banyak orang tua kesulitan memahami apa yang anak rasakan, apa yang anak inginkan, dan apa yang anak butuhkan. Dalam hal ini, komunikasi menjadi sangat penting untuk dijaga agar hubungan anak dan orang tua tetap baik.

Namun, bagaimana cara berkomunikasi yang benar dengan anak adalah hal yang harus dipelajari dengan baik oleh orang tua. Jangan sampai, kesalahan komunikasi dan bersikap justru membuat hubungan dengan anak jadi renggang.

Berikut adalah kesalahan umum orang tua yang bisa menjauhkan hubungan dengan anak. Jangan sampai kamu melakukan kesalahan seperti ini ya:

  1. Suasana hatimu mempengaruhi hubungan kamu dengan anak

Suasana hati memang kerap tidak terkontrol. Namun, mengontrol suasana hati bukan berarti kamu harus menyembunyikan emosi kamu di depan anak. Kamu boleh menunjukkan emosi kamu, tetapi harus memperhatikan cara mengelola atau mengontrolnya.

Temukan cara untuk menghadapi masa-masa stres agar suasana hatimu tidak mempengaruhi hubungan dengan anak. Meskipun kamu mungkin berpikir anak terlalu muda untuk mengenali perasaanmu, sebenarnya mereka sangat sensitif dengan suasana hati orang tuanya. 

Mereka akan kecewa jika tiba-tiba kamu meneriaki mereka atau memarahi mereka untuk hal-hal sepele hanya karena suasana hatimu sedang buruk.

  1. Multitasking saat anak sedang bercerita

Anak-anak tidak selalu dalam mood untuk berbicara atau bercerita padamu tentang apa yang mereka alami. Ketika anak kamu angkat bicara dan sedang bercerita, usahakan kamu memberikan perhatian penuh padanya. Jangan sampai kamu menganggap cerita anak kamu sebagai angin lalu sehingga kamu mendengarkan dia sambil mencuci piring, mengepel, atau melakukan kegiatan lainnya.

Saat anak mendatangimu dan bercerita, maka hentikan dulu aktivitas kamu dan dengarkan mereka dengan penuh perhatian. Dengan cara ini, kamu akan mendapatkan kepercayaan dari anak kamu. 

  1. Membuat suasana hati anak semakin buruk dengan terus-menerus menanyakan masalah yang dialaminya

Sama seperti orang dewasa, anak pun butuh waktu untuk mempersiapkan diri atau membuka diri dengan orang tua. Jika anak kamu belum siap bercerita tentang masalahnya, jangan paksa dia untuk menceritakan masalah tersebut, apalagi memaksanya dengan nada suara kasar atau bahkan melukainya secara fisik.

Jika kamu memaksa, keadaan hanya akan memburuk. Suasana hati anak kamu juga jadi memburuk dan akan butuh waktu lebih lama agar dia mau membuka diri padamu. Sebaiknya kamu tunggu sampai anak kamu siap untuk bercerita, atau alihkan perhatian dengan hal lain, lalu tanyakan dengan cara yang lembut aga tidak menyinggung.

  1. Kamu tidak menganggap serius masalah atau perasaan anak kamu

Kamu dan anak kamu terlahir di lingkungan yang berbeda, waktu yang berbeda, generasi yang berbeda. Sehingga, apa yang tampak seperti hal sepele bagimu, belum tentu menjadi hal sepele juga bagi anak kamu. Sebaliknya, hal yang tampak sepele bagi anak kamu, bisa jadi merupakan hal besar yang sulit bagimu.

Untuk itu, ketika anak menceritakan masalahnya, tanggapilah anak kamu dengan baik. Jadilah pendengar yang baik baginya, dan jangan menghakimi dia saat dia sedang bercerita.

Alih-alih membandingkan masalahmu dengan masalahnya, atau menganggap masalahnya hanya perkara sepele, sebainya kamu katakan pada mereka bahwa kamu mengerti perasaan mereka dan kamu akan selalu ada untuk membantu dan mendengarkan mereka kapan pun mereka membutuhkanmu. 

  1. Kamu memberi tahu orang lain tentang rahasia anak 

Saat bertemu dengan teman-teman, kamu mungkin tergoda untuk membicarakan anak kamu. Entah itu membicarakan tentang anak kamu yang sedang naksir teman sekelasnya, membicarakan prestasi anak, atau membicarakan kebiasaan buruk anak.

Jika kamu melakukan hal itu, entah di depan anak atau di belakang anak, besar kemungkinan anak akan kecewa pada orang tuanya. Mereka tidak akan menceritakan rahasianya lagi padamu karena kamu telah menghancurkan kepercayaannya.

  1. Menolak saat anak ingin membantu pekerjaan rumah 

Anak akan kehilangan kepercayaan pada orang tua ketika orang tua tidak mengizinkannya untuk mandiri atau membantu pekerjaan rumah. Misalnya, anak kamu ingin membantu memasak, maka biarkan dia melakukan hal sederhana seperti mengaduk adonan, misalnya. Alih-alih menolak bantuan anak karena takut rumah jadi berantakan, sebaiknya kamu membiarkan dia membantumu sambil mengawasinya.

Jangan halangi anak ketika dia mulai menunjukkan rasa kemandirian atau rasa ingin membantu meringankan pekerjaan rumah. 

Baca Juga:

7 Tips Parenting Supaya Anak Tidak Ngeyel atau Keras Kepala

7 Kesalahan Parenting yang Dapat Merusak Masa Depan Anak

Tips Parenting Jaman Kakek-Nenek Ini Dibilang Sudah “Ketinggalan Jaman”. Anak 80-90an Pasti Dididik Seperti Ini

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Mulailah Rutinitas Perawatan Diri Anda Dengan Makan Sehat

Mengingat dunia yang berubah dengan cepat saat ini,