Pepatah kuno mengatakan “di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat” menggarisbawahi hubungan yang mendalam dan tak terpisahkan antara kesejahteraan mental dan fisik. Kebijaksanaan yang tak lekang oleh waktu ini mengingatkan kita bahwa upaya mencapai kesehatan fisik dan mental merupakan hal yang saling terkait, dan masing-masingnya berdampak signifikan terhadap satu sama lain.

Korelasi Antara Kelelahan Mental Dan Masalah Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular dengan cepat menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia saat ini. Satu dari tiga orang dewasa di atas usia 35 tahun meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Dari sudut pandang epidemiologi, penyakit kardiovaskular yang paling relevan adalah penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, aritmia, dan stroke. Pemicu stres dalam kehidupan sehari-hari terus bekerja keras saat kita berjuang untuk berpindah dari satu hari ke hari lainnya, yang mana depresi, kecemasan, kelelahan, permusuhan, mudah tersinggung, perilaku tipe A, merupakan reaksi alami. Penelitian-penelitian besar memiliki data yang membangun hubungan dosis-respons antara reaksi psikologis dari pemicu stres dan perkembangan penyakit kardiovaskular. Insiden infark miokard akut secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan kesehatan mental yang buruk. Mekanisme perilaku telah diusulkan untuk menjelaskan alasannya, yang menunjukkan relevansi isolasi sosial, kelelahan emosional, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, sikap tunduk, agresi, demoralisasi, pesimisme, dan paparan terhadap trauma akut atau kronis.

Korelasi Antara Penyakit Kesehatan Mental Dan Kegagalan Organ

Penyakit mental tidak hanya terbatas pada pikiran, dan lebih bersifat multi-sistemik dari yang dibayangkan sebelumnya. Sistem saraf pusat mempunyai dampak yang paling besar, seperti yang digambarkan dalam kasus delirium atau gagal otak akut, stroke, iskemia, pendarahan, atau demensia yang dua kali lebih mungkin terjadi dalam konteks penyakit mental, terutama gangguan depresi dan gangguan yang berhubungan dengan stres. Penyakit kejiwaan berpotensi mengganggu semua hormon, dengan memberikan efek langsung pada organ yang memegang kendali hormon tersebut; sebagai sekuel yang diderita hampir semua organ. Penyakit ginjal stadium akhir dan gagal hati juga dilaporkan memiliki insiden yang lebih tinggi dibandingkan biasanya pada pasien penyakit mental.

Gejala Yang Perlu Diperhatikan

Dapat dikatakan dengan tepat bahwa seseorang perlu melindungi pikiran untuk dapat melindungi tubuh. Tali pikiran dan tubuh terikat erat dan untuk melepaskan yang satu, yang lain pasti perlu diperbaiki juga. Kita harus melindungi diri kita dari penyakit mental untuk mencegah serangan penyakit fisik juga. Oleh karena itu, menyadari gejala-gejala yang memperingatkan timbulnya penyakit mental sangatlah penting. Perhatian segera harus diberikan pada gangguan tidur dan nafsu makan, perubahan tingkat energi, kelelahan, perasaan tidak senang dan malapetaka, firasat cemas, ketakutan dan kekhawatiran, pesimisme, isolasi diri, atau dorongan untuk menyakiti diri sendiri. Kita harus ingat bahwa keberhasilan dan kegagalan adalah istilah yang relatif subyektif, dan definisi kebahagiaan adalah definisi yang sangat pribadi. Pola pikir yang sehat adalah kunci menuju hidup sehat, keluarga sehat, masyarakat sehat, dan generasi mendatang yang sehat.

Baca Juga :

Camilan Sehat Saat Pesta Menonton Bersama Pasangan Anda

Ini Alasan Untuk Tidak Mengabaikan Kesehatan Mental Anda Selama Kehamilan

5 Manfaat Mengejutkan dari Air Panas dan Madu untuk Kulit dan Kesehatan Anda

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

13 Makanan Yang Membantu Meningkatkan Metabolism Anda Menurut Ahli Gizi (Bagian II)-end

Metabolisme tubuh adalah proses kimia dimana tubuh ajab